Di dalamnya memuat pengalaman dan kisah dari para relawan dan pelaku UKM Sawit yang dapat menjadi pembelajaran dan acuan bagi para pihak terkait untuk merumuskan model pendampingan yang sesuai bagi UKM-UKM Sawit di daerah masing-masing.
Fakta-fakta keberhasilan ataupun capaian dalam program pendampingan yang disajikan dalam buku ini menjadi bukti nyata bahwa UKM Sawit memiliki kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi rakyat.
“Hal ini penting untuk diketahui masyarakat, karena walaupun UKM mendominasi bisnis di Indonesia, namun pada perkembangannya masih jauh dari harapan. Diperlukan adanya pendampingan kepada para UKM ini agar bisa lebih berkembang dan berdaya, terlebih di era pandemic seperti ini,” ujar Zakir menjelaskan.
Usaha pendampingan tersebut dilakukan dengan dua skema, yaitu coaching dan mentoring. Coaching dianggap sebagai proses pelatihan dan pengawasan seseorang untuk meningkatkan kinerja usaha mereka, sedangkan mentoring merupakan proses konseling yang dilakukan untuk membimbing dan mendukung pengusaha dalam pengembangan uaha.
Hasil nyata dari kegiatan pendampingan ini adalah adanya peningkatan penjualan sebesar 36.8%, peningkatan rata-rata keuntungan usaha perbulan sebesar 29%, serta sebanyak 90% UKM di Kotawaringin kini sudah memiliki perizinan, dan seluruh UKM peserta kini sudah memiliki laporan pembukuan keuangan manual. Bahkan, 30% diantaranya sudah mengadopsi aplikasi keuangan SI APIK (sistem laporan keuangan dari Bank Indonesia).
Untuk kegiatan marketing, kini 85% UKM sudah memiliki akun sosial media untuk bisnis, dan 70% diantaranya telah aktif memasarkan produknya secara daring. Fakta-fakta keberhasilan ini menjadi sebuah bukti bahwa kelapa sawit dan produk turunannya memiliki kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi rakyat.
Kegiatan pendampingan dilaksanakan pada Selasa (7/12) di Hotel Swiss Bell Residence, Jakarta, merupakan salah satu langkah UKM Center FEB UI untuk mendorong kelapa sawit agar bisa naik kelas