JAKARTA, GLOBALPLANET - Adanya kebijakan pemerintah Indonesia menetapkan Domsetic Market Obligation (DMO), serta melorotnya produksi minyak sawit Malaysia akibat terjadinya cuaca hujan lebat, membuat harga minyak sawit terus melonjak.
Diungkapkan Kepala Riset di Sunvin Group, Anilkumar Bagani, dari laporan MPOB mencatat ada peningkatan harga, karena minyak sawit diperdagangkan lebih tinggi ditengah penerapan kebijakan DMO oleh Pemerintah Indonesia. “Kebijakan tersebut pasti akan membatasi ekspor minyak sawit Indonesia, namun memberikan keuntungan bagi minyak sawit Malaysia," katanya dilansir Platts.
Sementara kontrak berjangka pada April di Bursa Malaysia Derivatives, telah terpengaruh kebijakan tersebut, membuat harga minyak sawit global meningkat sekitar 13% sejak 15 Januari ketika kontrak tersebut menjadi kontrak berjangka bulan ketiga paling aktif. Kontrak tersebut sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 5.749 Ringgit/ton (US$ 1.373,78) pada 7 Februari sebelum terkoreksi selama dua hari berikutnya.
Namun, kontrak April kembali merosot pada 9 Februari yang ditutup menjadi 5.596 Ringgit/ton setelah Indonesia memperluas persyaratan iizn ekspornya untuk memasukkan semua produk sawit dari aturan sebelumnya, yang sebelumnya hanya untuk minyak sawit mentah, olein dan minyak goreng bekas.
“Kami memperkirakan harga minyak sawit di pasar akan terus meningkat dalam jangka pendek lantaran rendahnya stok minyak sawit di Malaysia, penerapan kebijakan DMO di Indonesia dan kekhawatiran melemahnya pasokan minyak sawit,” tandas Jeripotula dari TransGraph Consulting.