JAKARTA, GLOBALPLANET - Jubir Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif menyatakan, kontribusi industri pengolahan sawit mampu menjadi penopang perekonomian tanah air, dibuktikan dengan kinerja sebesar 17,6 persen terhadap total ekspor nonmigas sepanjang tahun 2021.
“Pada 2021, ekspor produk sawit sekitar 40,31 juta ton dengan nilai ekspor USD35,79 miliar, meningkat sebesar 56,63 persen dari nilai ekspor 2020,” ujar Febri, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/3/2022).
Selain itu, lanjutnya, industri pengolahan sawit merupakan sektor padat karya yang telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 4,20 juta orang dan pekerja tidak langsung hingga 12 juta orang. Peran penting lainnya, urai Febri, industri sawit turut menciptakan kemandirian energi melalui biodiesel sehingga menghemat devisa dan berdampak positif terhadap lingkungan.
Ia menekankan, program mandatori biodiesel ini juga konsisten dijalankan karena berdampak positif bagi perekonomian. Sepanjang 2021, program B30 bermanfaat pada pengurangan impor BBM diesel sebesar 9,02 juta kiloliter.
“Ini artinya menghemat devisa sekitar USD4,54 miliar atau setara dengan Rp64,45 triliun. Program B30 juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 24,4 juta ton setara CO2,” tegasnya.
Menurut Febri, hilirisasi industri berbasis kelapa sawit merupakan salah satu keberhasilan dari kebijakan pemerintah sejak 2007 yang menetapkan sektor ini sebagai program prioritas secara konsisten sampai 2022.