loader

Pabrik Sawit Berharap Larangan Ekspor CPO Segera Dicabut

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Setelah penerapan kebijakan penghentian ekspor minyak sawit pada 28 April 2022 lalu, kini kebijakan tersebut belum ada tanda-tada dihentikan. Padahal pasokan bahan baku minyak goreng sawit telah berlimpah serta merujuk harga lapangan, minyak goreng sawit kemasan sudah mulai menurun harganya.

Kepanikan akibat meluapnya pasokan minyak sawit mentah (CPO) di tangki simpan (Storage tank) mulai dihadapai para pemilik pabrik kelapa sawit. Pada sebagian pabrik malah sudah mulai melambatkan produksi dan bahkan tidak lagi menerima Tandan Buah Segar (TBS) Sawit petani lantaran over kapasitas.

Para penggiat kebun sawit yang tergabung dalam Indonesian Planters Society (IPS) menyampaikan, tak hanya petani kelapa sawit yang menghadapi kepanikan, pabrik sawit pun mengalami hal yang serupa. Dikatakan salah satu Ketua DPP IPS, Darus Salam bahwa saat ini pabrik kelapa sawit rata-rata storage tank-nya sudah mulai penuh terisi CPO.

Tidak itu saja, pabrik kelapa sawit juga kesulitan dalam menjual CPO hasil olah TBS Sawitnya, lantaran banyak pembeli yang menahan dan menunggu tindak lanjut dari kebijakan penyetopan ekspor ini. “Storage tank di pabrik sudah mulai penuh, yang panik tak hanya petani tetapi pengusaha juga mengalami hal yang serupa, apalagi pembeli CPO menahan pembelian,” katanya dikutip dari infosawit, Rabu (11/5/2022).

Dengan kondisi tersebut, kata Darus Salam, beberapa perusahaan kelapa sawit mulai membatasi penerimaan TBS Sawit dari pihak luar terutama petani swadaya. “Bahkan paling ekstrim adalah dilakukan penyetopan penerimaan TBS Sawit agar TBS dari kebun inti bisa tetap diolah,” tandas Darus Salam.

Sementara, Ketua Umum Indonesian Planters Society (IPS), Jamalul berharap, pemerintah membuka kran ekspor CPO sehingga Pengusaha dan Petani bisa menjalankan operasional perkebunan seperti halnya sebelum ada kebijakan pelarangan Ekspor CPO.

Share

Ads