JAKARTA, GLOBALPLANET - PASPI menemukan pemanfaatan lahan gambut di Indonesia melalui kebun sawit lebih sustainable dibandingkan Eropa yang justru membakarnya untuk energi atau sebagai bahan baku produk industri. Hal tersebut pun menjadi dikuatkan pihak antisawit yang menyuarakan bahwa budidaya sawit di lahan gambut dianggap menjadi penyebab dari meningkatnya emisi karbon sebagai emisi utama pembentuk gas rumah kaca.
Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Kamis (2/6/2022), pembangunan kebun sawit di lahan gambut di Indonesia juga tidak serta merta dibiarkan ilegal atau diluar pengawasan yang berpotensi merusak lingkungan. Pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi terkait pengelolaan ekosistem lahan gambut dalam PP No. 57/2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.
Dalam regulasi tersebut, pengelolaan ekosistem gambut terbagi menjadi dua fungsi, yaitu fungsi lindung dan fungsi budidaya. Salah satu budidaya yang dilakukan di lahan gambut ialah pembangunan perkebunan kelapa sawit. Selain itu, kebijakan dan pedoman tata kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan di lahan gambut juga sudah dimiliki Indonesia melalui Permentan No. 14/2009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) juga telah memiliki standar teknik budidaya kelapa sawit di lahan gambut baik berupa pengolahan lahan gambut hingga jumlah dan jenis pupuk yang dibutuhkan kebun sawit gambut.
Direktur PPKS, Dr. Edwin Syahputra Lubis dalam laman Palm Oil Indonesia mengungkapkan bahwa pengelolaan gambut yang tepat dalam mendukung upaya pemanfaatan lahan gambut untuk kelapa sawit yang berkelanjutan ialah dengan kecermatan dan ketelitian dalam perencanaan dan penggunaan teknologi pengelolaan yang tepat, mengatur pengelolaan gambut, serta penelitian dan keseimbangan ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar lahan gambut.
Salah satu peneliti di Kelompok Peneliti Ilmu Tanah dan Agronomi PPKS Dr. Winarna memaparkan bahwa tidak semua jenis lahan gambut cocok untuk ditanami kelapa sawit dan direkomendasikan untuk memanfaatkan lahan gambut dengan kelompok kematangannya antara sapric sampai hemic. Selain itu, sebelum memanfaatkan lahan gambut untuk budidaya sawit, penting untuk memperhatikan faktor identifikasi dan karakteristik gambut sehingga budidaya sawit dapat disesuaikan dengan karakteristik gambut tersebut.