loader

Melalui Dialog, Setengah Masalah Sawit Selesai 

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Serikat Buruh dan Perusaha adalah mitra bipartit dalam hubungan ketenagakerjaan. Relasi keduanya hanya bisa dirawat dan dikembangkan melalui dialog. Dikenal dengan 'dialog sosial'.

Dialog bisa menciptakan perang bila gagal. Namun perang bisa disudahi dengan dialog juga. Kasus perang Ukaraine dan Rusia adalah contoh nyata. Dan Presiden Jokowi pun turut mendorong mereka berdialog.

Seogianya menjadi inspirasi bagi industri sawit. Publikasi perburuhan sawit kerap merugikan. Stigma sawit buruk rupa melemahkan daya saing. Salah satu sebabnya, jalur dialog bipartit yang buntu.

Separuh masalah akan selesai bila sudah berdialog. Dialog mampu menyelamatkan 'kapal' usaha yang oleng dan bocor. Hasil penelitian ILO, Organisasi Buruh Internasional membuktikan. 

Selama pandemi covid19, dialog bipartit menyelamatkan banyak perusahaan dari ancaman kebangkrutan. Buruh dan pengusaha 'mudah' bersepakat memilih jalan selamat. Dialog yang sehat akan mudah berbagi rasa (sharing the pain).

SERBUNDO, serikat buruh perkebunan, cukup lama memilih  pendekatan yang 'keras' dalam advokasi buruh. Alam demokrasi memang memberi kita kebebasan. Di sisi lain, GAPKI, organisasi pengusaha sawit, aktif mendorong pendekatan dialog.

Sebuah babak baru dimulai melalui acara dialog, 5 Juli 2022 di Medan. GAPKI dan SERBUNDO bersepakat memulai cara dan pendekatan baru.

 "Teguh dalam prinsip, lentur dalam cara" mengutip prinsip jurnalisme Jakob Oetama, pendiri Kompas. Kita sama-sama teguh dalam prinsip keberlanjutan dan norma hukum ketenagakerjaan. Tapi dilakukan dengan cara lentur: dialog sosial. 

Berdialog memang butuh ketrampilan. Jadi setiap aktor dialog (serikat buruh dan perusahan) harus  sama-sama membangun kapasitas. Ini kunci keberhasilan. Dialog sosial harus dijadikan forum: konsultasi, bertukar informasi dan negosiasi. Forum yang dibangun dan dirawat bersama.

Benih baru sudah tumbuh. Tugas kita bersama, merawat dan membesarkannya. Ini bukan tentang sawit semata. Tapi tentang kita. Tenntang buruh, petani, ekonomi, sosial, generasi, energi, pangan dan keberlanjutan. Salam #sawitadalahkita horas.

Share

Ads