JAKARTA, GLOBALPLANET - Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menegaskan tidak banyak komoditas lain di Indonesia yang memiliki kontribusi yang begitu besar, inklusif, dan luas seperti sawit, hal tersebut yang akan menjadikan bagian penting dari kedaulatan ekonomi Indonesia.
“Saat ini sawit merupakan komoditas strategis Indonesia yang memiliki peranan penting dari seluruh minyak nabati yang ada di dunia. Sawit digunakan sebagai bahan dasar pada industri makanan, minyak goreng, kosmetik, produk kecantikan dan perawatan pribadi, produk rumah tangga, serta bahan bakar terbarukan,” ujar Jerry, dilansir dari laman resmi Kementerian Perdagangan RI pada, Selasa (26/7/2022).
Dari perspektif global, Food and Agriculture Organization (FAO) mengatakan bahwa permintaan minyak nabati dunia akan terus meningkat mencapai 308 juta ton pada 2050. Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan populasi dunia yang diprediksi akan mencapai 9,5 miliar pada 2050.
Menurut Jerry, dengan meningkatnya permintaan, produksi minyak nabati akan ikut meningkat. Minyak sawit diharapkan mampu menjawab peningkatan permintaan tersebut.
“Hal ini dimungkinkan karena produktivitas sawit yang tinggi, yaitu empat ton per hektare, lebih tinggi 4–10 kali lipat dibandingkan produktivitas kedelai, bunga matahari, dan rapeseed. Karenanya, mengonsumsi minyak sawit membantu meminimalisasi ekspansi pembukaan lahan perkebunan,” ujar Jerry.
Perlu diketahui, pada 2021, total produksi minyak sawit global sebanyak 75,5 juta ton dengan tren yang naik dari tahun ke tahun. Indonesia ialah negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan pangsa produksi sebesar 60 persen. Sepanjang 2021, produksi Indonesia ialah 46,9 juta ton dan Malaysia sebesar 18,7 juta ton. Bersama Malaysia, Indonesia menyuplai 87 persen dari produksi minyak sawit global, sekaligus merupakan eksportir terbesar di pasar dunia.