loader

Melihat Proyeksi Minyak Kelapa Sawit di Tahun 2023

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Sepanjang tahun 2022 harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) drop 19,15% dan menjadi tahun pertama ditutup di zona merah dalam empat tahun terakhir, pada perdagangan terakhir Jumat 30 Desember 2022 berada di MYR 4.178/ton atau US$ 949,55/ton, Bursa Malaysia Exchange pada perdagangan awal tahun ini Libur Tahun Baru dan akan kembali beroperasi besok, Senin (2/01/2023).

Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) memprediksikan harga CPO akan stabil di MYR 3.800/ton (US$ 861,68/ton) pada tahun 2023 karena adanya peningkatan produksi.

“Hal ini untuk mengantisipasi peningkatan produksi minyak sawit, kondisi cuaca yang diperkirakan akan membaik terutama pada paruh kedua tahun depan, serta ketersediaan pasokan minyak nabati utama lainnya yang lebih tinggi,” kata Direktur Jenderal MPOB Ahmad Parveez Ghulam Kadir dikutip Reuters.

Sementara, lembaga ternama Fitch Ratings memprediksikan harga CPO akan diperdagangkan US$ 850/ton atau MYR 3.770/ton pada 2023, jauh lebih rendah dari US$ 1.175 pada tahun 2022.

“Prospek pertumbuhan permintaan minyak sawit telah didorong oleh keputusan Indonesia pada Desember 2022 untuk meningkatkan porsi bahan bakar berbasis minyak sawit dalam solar. Namun, kami perkirakan pasokan akan meningkat dari 2Q23, dan menyebabkan harga turun di 2H,” tulis Fitch Ratings pada laporannya. 

Seperti yang diwartakan The Straits Times, Indonesia berencana untuk mengekspor CPO lebih sedikit tahun ini guna menjaga persediaan CPO dalam negeri.

“Pemerintah akan memangkas jumlah yang dapat diekspor produsen menjadi enam kali lipat dari kebutuhan penjualan domestik, turun dari delapan kali saat ini,” tutur Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri di Kementerian Perdagangan Budi Santoso.

Kebijakan tersebut tampaknya didasari oleh program biodiesel yang akan berjalan pada 1 Februari 2023 yakni B35.

“Pemerintah ingin memastikan pasokan dalam negeri yang cukup selama Ramadhan dan liburan Idul Fitri di bulan April, karena produksi akan melemah secara musiman pada kuartal pertama,” kata seorang pejabat di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, yang terlibat dalam keputusan Firman Hidayat.

“Indonesia juga akan memberlakukan mandat pencampuran biodiesel yang lebih tinggi pada tahun 2023, yang akan meningkatkan konsumsi minyak sawit dalam negeri. Kami tidak ingin pasokan domestik berkurang dan risiko kenaikan harga lokal,” tambahnya.

Jika hal tersebut terjadi, maka peluang harga CPO untuk naik menjadi terbuka. Ditambah lagi, perang antara Rusia dan Ukraina masih terjadi, sehingga ketidakpastian ekonomi masih membayangi. 

Kendati begitu, produksi CPO dari Malaysia berpotensi meningkat karena adanya pelonggaran kebijakan terkait Covid-19, sehingga para pekerja imigran dapat kembali ke perkebunan kelapa sawit di Malaysia.

Share

Ads