PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Dikatakan SA, suaminya yakni JI yang merupakan ayah tiri balita DF, berubah perilaku sejak beberaoa bulan lalu. Perubahan itu membuat JI menjadi brutal dan kasar dalam rumah tangga, terutama saat bersama DF.
"Saya dan JI menikah di bawah tangan dan sudah berjalan selama 4 bulan, JI yang merupakan seorang duda, perilaku berubah drastis jadi sering marah- marah dan melampiaskan kepada anak kandung saya," terang SA.
Sebelumnya, kata SA, sang suami dalam keseharian berperilaku baik. Namun JI menggunakan narkoba. "DF adalah anak dari suami keduanya saya, sedangkan saya ini sudah menikah sebanyak tiga kali. DF ikut saya sedangkan anak saya yang lain ikut neneknya," jelas SA.
Masih kata SA, dirinya pernah cekcok dengan JI karena sering menyiksa balita DF. "Pernah suatu hari anak saya DF duduk di kursi, terus tiba-tiba diangkat oleh JI, karena saya takut dibanting olehnya jadi saya tarik lengan DF sampai terjadi saling tarik menarik dengan JI," ungkapnya.
"Setelah tarik menarik, saya bisa meraih DF dan membawanya masuk ke dalam rumah. Namun JI menarik bahu saya sampai terjatuh dan menginjak kaki DF. Bukannya khawatir, dia justru marah dan bilang biarlah kaki DF itu patah," tandas dia.
Sebelumnya, Balita DF menghembuskan napas terakhir, Sabtu (3/7/2021) sekira pukul 15.00 WIB setelah beberapa hari dirawat di RSUD Bari Palembang. DF meninggal dunia karena tetanus (infeksi telinga sebelah kiri) / otitis media kronik (gendang telinga pecah), dan ada penyembuhan patah tulang di bagian bahu (sudah menyatu).
Informasi diperoleh, DF diduga telah dianiaya oleh ayah tiri JI (29). Ini dikatakan ibu korban (28) warga Kecamatan Gandus Palembang kepada petugas Reskrim. Korban dipukul dengan baskom dan diinjak menggunakan kaki oleh ayah tirinya.