SELAMA -
PALEMBANG, GLOBALPLANET - Portal berita globalplanet harus meluruskan dan meminta maaf tentang pemberitaan Oknum Anggota DPR meminta fasilitas VIP Bandara SMB II Palembang yang tayang pada Oktober tahun lalu.
Pasalnya, faktanya tidak benar ada oknum anggota DPR RI apalagi H Alex Noerdin yang merupakan tokoh dan panutan Sumsel meminta layanan VIP Bandara kebanggaan wong Sumsel tersebut.
Dari lubuk hati yang paling dalam, redaksi globalplanet menyadari dan menyesali pemberitaan tersebut karena sangat merugikan anggota DPR RI, H Alex Noerdin, yang sebelumnya sukses membawa lompatan besar (quantum Leap) saat menjabat Gubernur Sumsel dua periode.
Juru bicara anggota DPR RI Fraksi Golkar Ir H Alex Noerdin, Kemas Khoirul Mukhlis, menyesalkan berita tersebut tanpa kroscek dan konfirmasi yang lengkap. Mukhlis menjelaskan, pada hari itu, Gubernur Sumsel dua periode itu berada di Bandara SMB II Palembang mengantarkan Agung Laksono selaku Ketua Umum DPP Kosgoro setelah acara di Palembang.
Karena pada saat itu pesawat Agung Laksono take off 14.20 WIB, dan H Alex Noerdin baru pulang kondangan dari Kebun Bunga langsung ke bandara karena tanggung untuk pulang.
Sekitar sebelum pukul 13.00 WIB, H. Alex Noerdin sudah berada di bandara dan menunggu di ruang keberangkatan umum sembari ngopi di Starbuck.
Selanjutnya, Agung Laksono diinformasikan bahwa H Alex berada di ruang keberangkatan umum. Agung Laksono yang sedianya dijadwalkan berangkat naik pesawat melalui VIP room, memutar arah ke ruang keberangkatan umum menemui H Alex Noerdin yang merupakan Ketua DPD 1 Partai Golkar Sumsel sekitar 30 menit.
"Jadi kalau ada berita yang memuat pada hari itu Pak Alex minta layanan VIP dan lain sebagainya, itu tidak ada. Dan tidak ada kepentingan karena mau berangkat juga tidak. Dan kejadian tersebut, saya yang mendampingi beliau,’’ tegas Mukhlis.
Terkait pemberitaan tersebut, Pemimpin Redaksi Globalplanet H Oktaf Riady SH menyampaikan permohonan maaf kepada H Alex Noerdin atas terbitnya berita tersebut.
‘’Untuk itu, selaku pribadi dan Pemimpin Redaksi dari lubuk hati terdalam meminta maaf kepada Bapak H Alex Noerdin. Kami sangat berterimakasih, Pak Alex Noerdin yang merupakan panutan dan sudah kami anggap orang tua sendiri, memberi pelajaran berharga untuk menciptakan kemerdekaan pers yang benar dan bertanggungjawab. Kami juga meminta maaf kepada pembaca atau viewer,’’ katanya.
Dia menegaskan, seharusnya kami melakukan konfirmasi namun tidak dilakukan wartawan. "Karena itu kami juga akan melakukan pembinaan terhadap wartawan kami," ujarnya.
Pemimpin Perusahaan Globalplanet, A Taufiq juga menyampaikan permohonan maaf terkait berita tersebut kepada H Alex Noerdin. Dan berharap dapat menjalin hubungan baik dengan H Alex Noerdin yang merupakan tokoh Sumsel dan wakil Sumsel di Senayan. "Kejadian ini tentu menjadi evaluasi terhadap redaksi dan menjadi tanggung jawab untuk membina semua wartawan kami," katanya.
Hormati Alex Noerdin
Ketua DPRD Sumsel Hj RA Anita Noeringhati meminta semua pihak dan Pemprov Sumsel harus memberikan penghormatan kepada semua mantan gubernur, termasuk H Alex Noerdin.
"Perlu diingat, bapak Alex Noerdin adalah pejabat negara yang mempunyai hak untuk menggunakan fasilitas VIP, sebagaimana aturan protokoler anggota DPR RI. Namun, hal ini tidak beliau pergunakan. Bahkan ada keluarga pejabat sekarang saja yang menggunakan akses VIP, mobil penjemputan di tangga pesawat walaupun tidak berhak, itu sah-sah saja,” kata Anita.
Sekali lagi, politisi Golkar ini meminta Pemprov Sumsel harus memberikan penghormatan kepada semua mantan gubernur dan tidak boleh ada penghalangan penggunaan fasilitas bandara. Apalagi untuk H Alex Noerdin yang merupakan Gubernur Sumsel selama 10 tahun dan telah banyak berbuat untuk Provinsi Sumsel.
“Selain sebagai mantan gubernur, beliau juga saat ini menjabat DPR RI. Jadi, sah-sah saja. Jangan sampai ada pelarangan,” katanya.
Terpisah, Advokat Wisnu Umar sangat menyesalkan terbitnya pemberitaan yang merugikan nama baik kliennya tersebut. Menurut Wisnu, setiap media massa harus memberikan pencerdasan kepada masyarakat.
"Sajikan informasi yang benar dan akurat. Selain itu, media harus patuh dan taat kepada kode etik jurnalistik sebelum menerbitkan berita yang akan dibaca oleh masyarakat,’’ ujarnya.
Wisnu meminta globalplanet tidak mengulangi kejadian serupa dan menjadi media profesional yang informasinya dipercaya masyarakat. "Kami sangat mendukung kebebasan pers. Tapi yang bertanggungjawab dan professional. Tentu ada konsekwensi termasuk berhadapan dengan hukum, bagi media dan wartawan yang tidak professional dalam menjalankan tugas jurnalistik. Semoga kejadian ini dapat diambil pelajaran berharga agar menjadi media massa yang terpercaya di tengah masyarakat Sumatera Selatan,’’ tandasnya.