JAKARTA, GLOBALPLANET - Berikutnya, terjadi perubahan pada salah satu posisi direksi dan beberapa komisaris. Hasil RUPS juga menyetujui adanya perubahan susunan pengurus Perseroan diantaranya mengangkat Hadis Surya Palapa sebagai Direktur Operasi dan Produksi menggantikan Suryo Eko Hadianto. Selain itu, hasil RUPS mengangkat E. Piterdono HZ, Carlo Brix Tewu, dan Irwandy Arif sebagai komisaris menggantikan Robert Heri, Taufik Madjid, dan Soenggoel Pardamean Sitorus. Sedangkan, Andi Pahril Pawi diangkat sebagai komisaris independen menggantikan Heru Setyobudi Suprayogo.
Selain ditetapkannya pembagian dividen, melalui RUPS ini disetujui :
1. Laporan Tahunan Direksi mengenai Keadaan dan Jalannya Perseroan Selama Tahun Buku 2019;
2. disahkannya Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2019;
3. ditetapkannya Tantiem untuk Direksi Dan Dewan Komisaris Perseroan Tahun Buku 2019 dan Gaji/Honorarium Berikut Fasilitas Dan Tunjangan Lainnya Tahun Buku 2020;
4. disetujuinya Penunjukan Kantor Akuntan Publik Untuk Mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Dan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2020; dan
5. Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka Penyesuaian dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2017.
Kinerja PTBA 2019
Di tengah tren melemahnya harga batu bara, PT Bukit Asam Tbk mampu mencatatkan laba atas kinerja tahun sebesar Rp 4,1 Triliun dengan EBITDA sebesar Rp 6,4 Triliun. Perseroan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan dari Rp 21,2 Triliun menjadi Rp 21,8 Triliun atau sebesar 3% dari tahun sebelumnya.
Pendapatan ini terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 57%, penjualan batu bara ekspor sebesar 41%, dan aktivitas lainnya sebesar 2% yang meliputi penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
Pencapaian laba dan pendapatan ini tentu didukung oleh kinerja operasional perusahaan yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, produksi batu bara perseroan mengalami kenaikan 10,2% dari tahun sebelumya atau naik menjadi 29,1 juta ton. Kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7,0% dari tahun 2018.
Kenaikan produksi dan angkutan batu bara ini mendorong pula kenaikan penjualan batu bara. Sepanjang 2019, Perseroan berhasil menjual batu bara sebesar 27,8 juta ton atau naik 13% dari tahun sebelumya. Kenaikan volume penjualan ini karena adanya ekspansi ke pasar-pasar potensial seperti Jepang, Hong Kong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina serta keberhasilan dalam menambah pasar-pasar potensial baru seperti Australia, Thailand, Myanmar, dan Kamboja. Tak hanya mendorong penjualan ekspor ke negara-negara Asia, Perseroan juga menerapkan penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market.