loader

Dokter Lula Kamal Mundur dari Satgas Covid-19

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - "Intinya gini, saya sudah keluar dari tanggal 2 September. Saya mengundurkan diri," kata Lula Kamal dikutip dari Okezone, Senin (28/9/2020).

Lula menceritakan bahwa pengunduran dirinya dari Satgas Covid-19 bukan karena ada permasalahan di internal. Wanita yang lebih dikenal sebagai pembawa acara ini memastikan bahwa dirinya keluar dari Satgas karena terikat kontrak dengan kegiatan lain.

"Pekerjaannya di sini (Satgas), mesti full time, enggak bisa yang pegang pekerjaan lain. Enggak bisa satu kaki di situ, kaki yang lain di tempat lain. Engga bisa," beber Lula.

"Jadi, per tanggal 2 itu saya mengundurkan diri. Saya bilang dengan Pak Doni (Monardo), dari pada saya tidak performance dengan baik karena saya punya komitmen dengan pihak lain yang sebelumnya sudah duluan dikontrak," imbuhnya.

Wanita cantik blasteran Arab, Sunda, dan Betawi ini juga mengaku bahwa pengunduran dirinya dari Satgas Covid-19 tidak ada kaitannya sama sekali dengan Prof Akmal. Diketahui, Prof Akmal juga telah mengundurkan diri dari Satgas Covid-19.

"Jadi saya tuh tidak terkait apapun dengan Prof Akmal. Karena kan kita itu sebenarnya bekerja mulai September, saya itu surat itu sampai ke Pak Doni tanggal 2 September. Jadi awal kita mulai itu saya sudah mengundurkan diri, karena saya tahu, wah engga bisa nih," ungkapnya.

Sebelumnya, Dokter Ahli Bedah Indonesia, Profesor Akmal Taher menyatakan mengundurkan diri (resign) dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Profesor Akmal Taher sempat menjabat sebagai Ketua Bidang Penanganan Kesehatan pada Satgas Covid-19.

"Iya resignnya benaran, untuk sementara ini resign dululah," ujar Akmal Taher saat berbincang dalam sebuah diskusi virtual bertema 'Obrolan Panel Anti Hoax' yang ditayangkan oleh akun YouTube CISDI TV, Sabtu, 26 September 2020.

Prof Akmal Taher tak menjelaskan secara gamblang alasan dirinya mengundurkan diri dari Satgas penanganan Covid-19. Ia hanya memastikan dirinya akan menggencarkan program tracing (pelacakan) dan testing (pengujian) dalam penanganan Covid-19.

Menurutnya, testing dan tracing harus ditambah di seluruh puskesmas Indonesia. Sebab, kata dia, pemerintah belum memaksimalkan testing dan tracing dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.

"Jadi memang sementara ini resign lah, tapi saya akan tetap ini, untuk kegiatan apapun yang buat saya tracing, testing, itu mutlak ditambah, dan saya sangat yakin harus dikerjakan melalui puskesmas," ujarnya.

"Jadi saya akan bolak-balik akan ngomong cuma itu, di tempat apapun yang ada kegiatan saya dapat kesempatan saya akan kerjaan itu, karena menurut saya itu yang belum kita kerjakan," sambungnya.

Share

Ads