MUBA, GLOBALPLANET.news - Untuk mengatasi hal itu, diperlukan kekompakan dalam negeri agar produk kelapa sawit tetap menjadi komoditi unggulan yang sejauh ini telah memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat.
Upaya itulah yang saat ini sedang dilakukan Pemkab Muba yakni membuktikan pada dunia internasional bahwa sawit memberikan dampak baik. Salah satunya dengan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan hilirisasi minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati (IVO) menjadi bensin sawit.
Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin, mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melaunching IVO menjadi bensin sawit. Dimana seluruh bahan baku berasal dari perkebunan rakyat.
PSR sendiri sebelumnya di-launching langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 2017 silam di Sungai Lilin, Muba dan saat ini kebun-kebun sawit milik rakyat tersebut tengah dalam masa panen.
"Keberhasilan program ini juga merupakan misi strategis nasional yakni upaya dalam pemulihan ekonomi rakyat dampak Covid-19 di era new normal saat ini dari sektor perkebunan," kata dia.
"Kemudian Muba Indonesia-Go Internasional untuk membuktikan pada dunia internasional dari segala isu black campaign sawit di Indonesia," sambung dia.
Bukan hanya itu, orang nomor satu di Bumi Serasan Sekate ini juga mengatakan, sawit sejauh ini mamlu memberikan kesejahteraan kepada petani, khususnya di Kabupaten Muba.
"(Sawit) meningkatkan kesejahteraan petani dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan serta kebun yang berkelanjutan (sustainable)," jelas dia.
Untuk di Kabupaten Muba, potensi peremajaan kelapa sawit rakyat dari tahun 2017 hingga tahun 2024 mencapai 52.000 Ha dari luas total perkebunan sawit rakyat di Kabupaten Musi Banyuasin seluas 155.000 hektar.
Dimana terhitung pada 31 Desember 2020 petani sawit rakyat di Muba telah berhasil panen kelapa sawit dari hasil peremajaan atau replanting mencapai 1.000 Ton TBS di luasan wilayah 1.843 hektar.
"Usia tanaman menghasilkan (TM) sudah berproduksi lebih awal dari yang ditargetkan yakni 38 bulan tetapi baru usia 27 bulan sudah berproduksi," ungkap Dodi.
Lanjutnya, hasil yang maksimal dan lebih awal tersebut juga dikarenakan dibekali dengan bibit unggul berkualitas. "Lalu penerapan standar good agriculture practices, dan tata kelola kelembagaan dan manajemen pekebun yang baik," tandas dia.