loader

Indonesia Emas 2045, Gapki Dorong Peningkatan Produktivitas dan Produksi Sawit

Foto

GLOBALPLANET - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mendorong peningkatan produksi CPO dan peningkatan Produktivitas tanaman untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Kebutuhan minyak sawit dua dekade ke depan diproyeksikan hampir dua kali lipat dibandingkan saat ini. 

Melansir Media Komunikasi dan Informasi Anggota Gapki Edisi Juli 2024, Sekjen Gapki M. Hadi Sugeng menyampaikan itu dalam seminar sawit series dengan tema "Menakar Keseimbangan Produksi CPO untuk Kebutuhan Domestik & Ekspor: Urgensi dan Tantangannya". Seminar sawit ini gelaran Warta Ekonomi Group dan Apkasindo di Jakarta pada 22 Juni 2024.

Minyak sawit merupakan komoditas minyak nabati Indonesia paling strategis dan memiliki pasar yang sangat luas. Potensi besar ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan mengawal komoditas ini dari aspek regulasi, keamanan, dan iklan investasi. 

Kontribusi sawit terhadap perekonomian Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Yang dibutuhkan sekarang antara lain kecepatan dalam pengambilan keputusan tidak kepastian hukum serta tidak ada tumpang tindih peraturan.

Berdasarkan proyeksi Kemenko Perekonomian, produksi minyak sawit untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 mencapai 92,44 juta ton. Proyeksi ini nyaris dua kali lipat dari produksi terakhir yang mencapai 59,78 juta ton. 

Untuk merealisasikan produksi sebanyak ini tentu harus ada terobosan. Apalagi produksi sawit dalam beberapa tahun ini stagnan dan sejak 2010, yield-nya menurun akibat jumlah tanaman tua mencapai 40% atau 6,57 juta hektar.

Untuk memenuhi kebutuhan dua dekade mendatang. pemerintah menjalankan program PSR sejak dua tahun lalu. Namun, langkah ini harus didukung program lain lebih progresif.

Gapki telah menyusun beberapa skenario antara lain dilakukannya PSR untuk petani 150 ribu hektare ditambah perusahaan seluas 300 ribu hektare. Dengan langkah ini, produksi di tahun 2045 menjadi 65 juta ton atau naik 10% dibandingkan sekarang.

Peningkatan produksi akan terjadi signifikan apabila peremajaan kebun sawit perusahaan mencapai 500 ribu hektare. Produksi diperkirakan naik menjadi 64,7 juta ton. Namun, masih jauh dari proyeksi 92,44 juta ton.

Karena itu, dibutuhkan tambahan 4,5 juta hektare lahan terdegradasi untuk memecahkan masalah produksi ini. Peremajaan harus dilakukan mulai tahun 2025. Apabila tidak dilakukan akan terjadi penurunan produksi hingga 2045. Langkah strategis dan taktis harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan sawit jika proyeksi 92,44 juta ton pada tahun 2045 ingin diwujudkan.

 

 

 

 

 

 

Artikel ini dilansir Media Komunikasi dan Informasi Anggota Gapki Edisi Juli 2024

 

 

 

Share

Ads