PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Kondisi ini terjadi lantaran tingginya curah hujan dan diprediksi terjadi selama tujuh hari ke depan. .
Wilayah Sumsel bagian barat tersebut meliputi kawasan dataran tinggi bukit barisan, seperti Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuk Linggau, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Lahat, Kabupaten Muratara, Kabupaten Muba, Kabupaten PALI, dan Kabupaten Muara Enim yang diprediksi berpotensi terkena bencana banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Sedangkan potensi angin kencang, puting beliung dan banjir, terjadi pada wilayah Kota Pagaralam, Prabumulih, Kabupaten Banyuasin, Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI0, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Kabuaptem OKU Timur, Kabupaten OKU dan Kabupaten OKU Selatan.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteoroligi SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji menjelaskan, aktifnya musim hujan di wilayah Sumsel dengan indikasi menguatnya Angin Muson Cina Selatan (Muson Barat) yang sarat uap air dan melalui wilayah Indonesia pada umumnya
mengakibat peningkatan curah hujan dan adanya potensi hujan disertai petir dan angin kencang yang terjadi pada siang hingga sore hari.
Sedangkan potensi hujan ringan sampai sedang berlangsung lama terjadi pada malam hingga dini hari.
Menurut Bambang,secara lokal, permukaan Sumsel yang berkarakteristik Rawa dan Sungai menjadi penyuplai uap air dan adanya pusat tekanan rendah di wilayah Australia (Belahan Bumi Selatan) dan menyebabkan adanya belokan (Trough) dan pertemuan massa udara (Konvergensi) di wilayah Sumsel yang meningkatkan pertumbuhan awan konvektif (awan hujan akibat pemanasan matahari).
"Sedangkan pada wilayah Sumsel bagian Barat (Dataran Tinggi Bukit Barisan) Angin Lembah yang terjadi mendapat pasokan uap air dari Samudera Hindia yang meningkatkan pertumbuhan awan Orografik (awan hujan akibat ketinggian permukaan). Curah hujan di wilayah Sumsel bagian barat yakni pada wilayah dataran tinggi (Bukit Barisan) yang akan berdampak potensi adanya Bencana Hidrometeorologi (Genangan/Banjir ,Banjir Bandang dan Tanah Longsor)," kata Bambang melalui pesan singkat, Senin (13/1/2020).
Bambang melanjutkan, secara umum kondisi hujan disertai petir dan angin kencang di wilayah Sumsel akan meningkat pada 13 sampai 15 Januari 2020 dan akan mengalami penurunan 16-18 Januari 2020 selanjutnya, akan kembali meningkat pada 19-20 Januari 2020.
"Secara khusus hujan yang disebabkan awan konvektif dan orografis pada siang-sore hari di wilayah Sumsel akan berpotensi tetap terjadi hingga tujuh hari ke depan," ujarnya.
BMKG pun mengimbau masyarakat dan Stakeholder terkait untuk tetap waspada dan melakukan tindakan preventif meminimalisasi dampak bencana Hidrometeorologi yakni melakukan perbaikan infrastruktur lebih tahan bencana, membersihkan dan memperbaiki drainase, menyiapkan kolam-kolam retensi, memprioritaskan transportasi udara dan air tidak pada siang sampai sore hari.
"Ketika beraktifitas di luar rumah warga diimbau tidak berteduh di bawah pohon dan menghindari genangan yang berpotensi kemacetan apabila terjadi hujan pada siang-sore hari," katanya.