MUBA, GLOBALPLANET - Akibatnya, puluhan kepala keluarga mulai mengungsi di ke tempat sanak saudara atau tempat penampungan sementara lantaran ketinggian air mulai mencapai 50 Cm hingga 1 meter. Meskipun begitu, ada beberapa KK yang masih bertahan.
“Ini sudah hari kedua sejak air mulai masuk menggenangi pekarangan rumah warga. Setiap hari ketinggian air terus mengalami kenaikan," ujar Kepala Desa Air Balui Harminto, Selasa (11/2/2020).
Ia menjelaskan, aktivitas keseharian warga untuk mencari nafkah sepenuhnya sudah lumpuh total sebab lahan kebun milik warga juga ikut terendam, sekolah yang berada di lokasi Trans juga sudah diliburkan.
“Para siswa di Sekolah Filial juga sudah ditugaskan untuk belajar di rumah. Sementara ini warga masih memilih bertahan di rumah masing-masing. Saat ini pemerintah Desa Air Balui sudah memberikan laporan mengenai kondisi warga kepada Pemerintah Kecamatan Sanga Desa,” terang dia.
Sementara, Tim Siaga Banjir Kecamatan Sanga Desa yang terdiri dari personil TNI, Polri, dan BPBD yang melakukan Pemantauan dan Patroli Daerah Rawan Banjir mengatakan bahwa kondisi banjir terparah saat ini dialami oleh daerah Trans SP 3 Jud I.
“Ada 10 titik jalan di Trans SP 1 dan SP 2 yang terputus karena tergenang banjir, sementara itu untuk akses jalan darat menuju ke Trans SP 3 saat ini sepenuhnya sudah tidak bisa di lewati. Satu-satunya cara menuju kesana yakni menggunakan perahu kecil," ujar Babinsa Sanga Desa, Serka Suwardiyono.
"Kami dari Tim Siaga Banjir Kecamatan Sanga Desa yang terdiri dari personil TNI, Polri, dan BPBD akan terus memantau kondisi terkini banjir baik di Trans SP 1 dan SP 2 Desa Air Balui, maupun di Trans SP 3 Desa Jud I,” tandas dia.