JAKARTA, GLOBALPLANET - Pada Selasa (17/3/2020), harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) naik 1,44% dibanding posisi penutupan kemarin. CPO per tonnya kini diperdagangkan dengan harga RM 2.252.
Saat ini, harga CPO memang sudah ambrol dalam apabila dibandingkan dengan harganya awak tahun lalu. Harga CPO tercatat turun 26,2% secara year to date (ytd). Pemicunya memang banyak, mulai dari konflik Malaysia dengan India hingga yang terbaru adalah sentimen pandemi COVID-19.
"Harga minyak sawit anjlok karena terjadi disrupsi permintaan di Uni Eropa dan Timur Tengah kala jumlah kasus infeksi COVID-19 di negara-negara tersebut bertambah dan menjadi risiko yang berdampak terhadap permintaan" kata Anilkumar Bagani seorang kepala riset komoditas di Sunvin Group.
Ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-15 Maret turun antara 1,8% dan 9,6% dibanding bulan sebelumnya jika mengacu pada survei yang dilakukan oleh kargo surveyor.
Karena harganya sudah turun tajam, CPO mulai dilirik oleh trader. Apalagi bulan depan (April) akan masuk Ramadhan. Biasanya saat puasa, konsumsi meningkat dan permintaan minyak sawit ikut terkerek. Ini jadi salah satu sentimen positif untuk CPO, sehingga berpotensi mengerek harga.
Namun, akibat pandemi COVID-19 pemerintah Malaysia memutuskan untuk melakukan lockdown, guna mencegah penyebaran virus secara masif. Lockdown akan diberlakukan mulai dari 18 - 31 Maret.
Oleh karena itu, Asosiasi Minyak Sawit Malaysia (MPOA) meminta kelonggaran kepada pemerintah Malaysia untuk tetap bisa beroperasi selama periode lockdown.