PALEMBANG, GLOBALPLANET - Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Palembang Sayuti, ia memastikan bila virus flu babi afrika yang menjangkiti 878 babi milik peternak di Kota Palembang tidak bersifat zoonosis atau menularkan ke manusia.
Meski belum ada vaksinnya, ia menegaskan Africa Swine Faver (ASF) atau yang lebih dikenal dengan Demam Babi Afrika ini bukan zoonosis jadi tidak menular ke manusia.
"Jadi kami harap masyarakat juga tak perlu khawatir. Karena virus ini hanya menyerang sesama hewan. Bila ada seekor saja babi yang kena maka akan menularkan. Dampaknya maka kematian seperti yang terjadi belum lama ini," ungkap Sayuti, ketika dikonfirmasi, Kamis (16/7/2020).
Sayuti menjelaskan, untuk di Palembang peternakan babi terbilang sedikit. Hanya, berada di dua lokasi yakni, di Ilir Timur I dan Talang Buruk. Namun, jumlah kematian babi milik peternak cukup banyak hampir menyentuh 1.000 ekor.
"Ya itu kematiannya dihitung mulai bulan Maret-Mei kemarin. Sampai hari ini kami belum terima laporan lagi," katanya.
Ia menceritakan pasca hasil pemeriksaan dari Balai Besar Veteriner Lampung belum lama ini keluar. Dari 7 sample yang diambil ada satu sample yang positif ASF (demam babi afrika). Kemudian tim dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan langsung melakukan disinfeksi kandang babi tersebut.
Dengan adanya peristiwa ini, DPKP tengah menyiapkan surat edaran dari wali kota untuk camat, lurah dan OPD terkait dalam rangka pengawasan babi yang masuk dari luar Kota Palembang.
"Kita lebih fokuskan untuk memperketat SKKH Babi yang masuk ke Palembang. Sejauh ini, memang tidak ada peternak yang memelihara dari anakan, rata-rata mereka beli dari luar baru dibesarkan di sini. Asal babi ternakan dominan dari Lampung dan Medan," tutupnya.