loader

Karya Buku Puisi "Pulang" Ditulis Aina Rumiyati Aziz 

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Bincang Buku Puisi 'Pulang' karya Aina Rumiyati Aziz, di Hotel Amaris, Jalan Demang Lebar Daun, No 1836, Palembang, Jumat (11/4/2025) siang.

Hadir dalam acara tersebut, para pimpinan media massa baik online dan elektronik, wartawan, pengacara, dan lainnya, juga hadir sebagai narasumber dari Guru Besar Bahasa dan Sastra FKIP UNSRI, Prof Dr Nurhayati M.Pd.

Sastrawan atau Ketua Satu Pena Sumsel, Anwar Putra Bayu, dan selaku moderator Host Siniar Tamu Weny, Weny Ramdiastuti. Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel, M Zaki Aslam.

Aina menceritakan bahwa saat kebetulan dia sedang sakit dan menjalankan terapi, namun menjalankan terapi sebaiknya dijalani dengan membuat sendiri puisi, buku, lukisan yang menarik. "Sehingga bisa mengobati rasa sakit kita," ujar jurnalis ini dibincangi setelah kegiatan tersebut.

Menurut Aina mengatakan bahwa dengan cara terapi sendiri baik dirumah dengan kondisi sesantai mungkin dilakukan insyaallah akan sembuh. "Saya kebetulan hobi menulis, jadi itulah yang saya anggap paling sederhana dan cepat selesainya," tambah dia yang juga profesi sebagai pengacara ini.

Oleh karena itu, lanjut Aina mengaku bahwa buku tersebut memang harus ditunjukkan kepada khalayak ramai bahwa, "Kita sakit pun kita masih bisa berkarya, bagaimana sakit itu bisa kita lewati," katanya.

Karya penulisan buku puisi pulang ini ditulis Aina kurang lebih selama dua bulan, dan memang dalam buku tersebut tidak dituliskan tanggal karena pertama cepat sekali proses pembuatan ini dengan waktu 1,5 bulan selesai. 

"Lambatnya karena ISBN buku ini yang lama keluar, kemudian cetak karena ada hak copy jadi itu sampai sebulan nyetaknya. Jadi, sebenarnya bulan November 2024 sudah kelar buku ini," ungkapnya.

Pembuatan buku ini sendiri dilakukan pada saat menjalani terapi di rumah sakit pada saat menunggu, bahkan dalam membuat buku ini satu buah ponsel jebol. "Ide terkadang datang tiba - tiba, jadi saat mengecas ponsel dipakai sehingga jebol," jelas Aina.

Lebih jauh Aina mengatakan, pembuatan judul pulang itu bermacam - macam maknanya. Baik itu pulang kerumah, atau lainnya. "Namun, pada peristiwa ini benar - benar timbul sendiri. Karena ketika sakit itu kepulangan itu dekat, bisa jadi itu kepulangan untuk selama - lamanya. Dibuku ini memang tidak saya jadikan judul pulang, tetapi maknanya ada gitu pada hakikatnya kita semua akan pulang," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel, M Zaki Aslam menyebutkan media cetak karya rekam itu namanya deposit. Jadi, bertujuan kita untuk mengoleksi, menjaga, karya - karya yang merupakan hasil dari cetak rekam karya tulis dari masyarakat atau khusus Sumatera Selatan.

"Jadi, mereka yang membuat buku, membuat tulisan, mereka mencetaknya atau mereka yang merekamnya orang sumatera selatan itu bagi mereka yang sudah menerbitkan wajib menyerahkan kepada pemerintah khususnya kepada perpustakaan provinsi maupun perpustakaan nasional," kata Zaki.

Lanjutnya, jadi ini sesuai dengan amanat UU No 13 Tahun 2018. Dan di Sumsel sendiri sudah ribuan sejak Tahun 90-an, "Jadi, berita - berita baik berkaitan dengan tulisan, karya ilmiah, berita dihasilkan lembaga pemerintah, yang berkaitan dengan Sumsel, termasuk karya jurnalistik seperti koran, majalah. lalu skripsi, tesis, itu termasuk dalam deposit," bener dia.

Masih kata Zaki karena pihaknya berfungsi sebagai pelindung walaupun ini terbuka untuk umum akan tetapi juga tidak bisa bebas diberikan untuk memberikan informasi. "Masyarakat bisa membaca atau mengkajinya di perpustakaan tidak bisa dipinjam. Supaya tidak hilang ataupun dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab," tegasnya.

Untuk buku ibu Aina sendiri ini untuk buku puisi yang pertama kalinya. "Karena memang jarang, karena lebih banyak novel, dan lainnya. Apalagi yang penulisnya dari Wartawan," tandasnya.

Ahmad Teddy Kusuma Negara

Share