Data Rekap Realisasi Program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dari Tahun 2017-2021.
Selain itu, harapan petani ada tindak lanjut untuk kegiatan peremajaan seperti diikutkan dalam program sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) untuk kebun kelapa sawit yang memang sulit untuk dipenuhi petani.
Kendala yag dihadapi petani dalam peremajaan sawit guna meningkatkan kesejahteraan petani mendapat perhatian dari pengamat kebijakan publik, Ade Indra Chaniago.
Dia mengungkapkan, petani yang berusaha mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR) masih menemui banyak kendala. Di satu sisi, pendampingan dari aparatur daerah masih belum maksimal.
“Program PSR berjalan hanya diikuti oleh petani plasma, eks plasma, dan petani swadaya. Apalagi, saat ini banyak ketentuan yang harus dipenuhi petani serta kurangnya ketersediaan benih sesuai SNI,” paparnya.
Menurutnya, berbagai tantangan yang dihadapi mulai permasalahan lahan, kapasitas pekebun hingga proses administratif. Seperti data profil pengebun dan lahan yang tidak akurat dan kurang valid data dilapangan kepemilikan kebun petani hingga masih ada perselisihan mengenai status lahan.
Sementara, tantangan dari sisi kapasitas pekebun, mulai dari terbatasnya akses pekebun pada dukungan finansial dan perbankan. Apalagi masih banyak pekebun belum atau tidak masuk dalam kelompok tani atau koperasi atau kelembagaan pekebun, kurangnya pelatihan perkebunan yang baik.
Ade Chaniago menyebutkan, tantangan dalam proses administratif yang menjadi kendala hingga saat ini berkaitan dengan kesiapan permohonan untuk dapat memenuhi persyaratan pendanaan program PSR.