JAKARTA, GLOBALPLANET - Krisis energi dan pangan sedang berlangsung sebagai akibat dari perang di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin memaksa negara-negara Uni Eropa untuk membayar dalam rubel untuk gas Rusia. Dan Uni Eropa khawatir tentang kekurangan pasokan minyak bunga matahari dan minyak kanola yang bisa mengakibatkan penurunan dalam industri makanan.
Banyak negara Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk membatalkan larangan minyak sawit, akibat kekurangan pasokan minyak bunga matahari dan kanola, terlebih Rusia dan Ukraina memproduksi 70% pasokan.
Ini merupakan pukulan ganda bagi Uni Eropa setelah serangkaian sanksi ekonomi dan bisnis yang dijatuhkan kepada Rusia karena menginvasi Ukraina.
Sepertinya Rusia berada di atas angin, meskipun negara-negara Barat dan perusahaan telah menolak gagasan pemaksaan untuk membayar gas dalam rubel, mengklaim itu adalah pelanggaran kontrak, yang sebelumya ditetapkan dalam mata uang euro.
Tercatat, Rusia memasok sekitar sepertiga gas ke Uni Eropa. Oleh karena itu, energi adalah pengungkit paling kuat yang dimiliki Putin saat ia mencoba untuk membalas sanksi Barat atas invasinya ke Ukraina.
Prancis dan Jerman, misalnya, sedang mempersiapkan kemungkinan penghentian aliran gas Rusia. Kondisi Ini adalah berkah tdak langsung bagi Malaysia dalam hal minyak sawit.