Karena itu dari melesatnya bisnis sawit di tanah air, dirinya bisa mengenyam pendidikan tinggi bahkan sampai ke luar negeri.
“Kabupaten yang memiliki perkebunan sawit itu tetap mengalami perkembangan,” kata Goldameir.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi menambahkan, sektor pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit tidak lagi identik dengan kemiskinan.
Sebab saat ini, sektor perkebunan sawit pada setiap hektar lahan mampu menghasilkan sekira Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per bulan.
“Kelapa sawit memiliki peranan besar dalam pengentasan kemiskinan karena 42 persen lahan perkebunan sawit di Indonesia dimiliki oleh petani-petani kecil,” pungkasnya.