Harga CPO pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik MYR 175 atau 2,91% menjadi MYR 6.177/ton (US$ 1.460,65/ton) yang menjadi harga penutupan tertinggi sejak 23 Maret.
Dewan Minyak Sawit Malaysia melaporkan persediaan minyak sawit di produsen terbesar kedua di dunia itu menyusut ke level terendah dalam satu tahun pada akhir Maret, karena lonjakan ekspor yang lebih besar.
“Kami memperkirakan bahwa ekspor yang tinggi mungkin tidak terulang pada April setelah penghapusan kebijakan obligasi pasar domestik Indonesia,” kata analis di broker UOB Kay Hian dikutip dari Reuters.
Dia juga menambahkan bahwa Indonesia diperkirakan akan merebut kembali pangsa pasar untuk produk sawit olahan setelah produsen utama bulan lalu membatalkan aturan yang membatasi ekspor.
Selain itu, Ivy Ng, Kepala Regional Penelitian Perkebunan di CGS-CIMB Research mengatakan bahwa kekurangan minyak bunga matahari karena konflik Rusia-Ukraina dan permintaan minyak nabati yang lebih tinggi menjelang perayaan Idul Fitri bulan depan akan menjaga harga minyak sawit mentah pada kisaran MYR 6.000-7.000/ton di bulan April.
Potensi kenaikan harga CPO lebih lanjut terlihat ketika harga minyak mentah dunia melonjak dan sanksi ekonomi terhadap minyak Rusia akan meningkatkan permintaan akan CPO.
Ditambah, OPEC telah mengingatkan Uni Eropa bahwa mereka tidak dapat meningkatkan produksi minyak mentah untuk menggantikan pasokan minyak Rusia.
Harga minyak mentah berjangka yang lebih kuat membuat kelapa sawit menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.