"Kalau bisa APKASINDO ini punya PKS sendiri, kalau perlu nanti Gubernur yang membackup, namun hitung dulu, jadi ditempat yang strategis jangan sampai petani kita kebingungan TBS nya mau dibawa kemana, kalau sudah menjadi CPO daya tahannya lama. Mungkin itu salah satu solusi dari kepengurusan ini," katanya.
Gubernur juga menghimbau kepada APKASINDO dan para pengusaha Sawit agar muatan mobil angkutan sawit lebih diperhatikan jangan sampai merusak jalan. "Mobilnya jangan over load, kan sudah ada peraturan ODOL. Makanya ada juga keselarasan, artinya di satu sisi pemerintah memfasilitasi di satu sisi perusahaan memberikan ruang khusus atau kuota khusus bagi masyarakat di Sumsel," pungkasnya.
Ditempat sama, Ketua Gapki Sumsel Alex Sugiarto dalam sambutannya mengatakan ini merupakan bukti bahwa asosiasi GAPKI dan APKASINDO bersinergi dan mempunyai visi dan misi yang sama.
"Kita sama-sama mengedepankan kemajuan industri sawit, sama-sama menyuarakan kepentingan industri sawit, berjuang melawan isu negatif maupun kampanye hitam dan hal-hal lain terkait isu-isu strategis lainnya di industri sawit terutama yang berkembang saat ini. Kita harus saling mendukung demi kemajuan kelapa sawit di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan," tegasnya.
Masih kata Alex, tidak dapat dipungkiri bahwa industri sawit merupakan industri strategis bagi perekonomian Indonesia. Sebagai industri penghasil devisa terbesar di Indonesia, industri sawit berperan penting menyelamatkan perekonomian Indonesia di masa pandemi Covid-19.
“Namun tentu saja pencapaian tersebut tidaklah mudah dan penuh dengan tantangantantangan yang sangat besar. Isu-isu industri kelapa sawit selalu menjadi isu yang hangat di setiap pembahasan di berbagai kalangan terutama di kalangan media, baik isu negatif yang mengarah kepada kampanye hitam maupun isu-isu kebijakan terkait industri sawit,” terangnya.
Lanjutnya, Perkebunan kepala sawit di Sumsel 1,2 juta hektar kebun sawit 42 persen dari petani . "Kontribusi mereka luar biasa," pungkasnya.