LUBUKLINGGAU, GLOBALPLANET - Warga Kota Lubuklinggau, Sumsel terutama di sekitar Kelurahan Majapahit heboh dengan penemuan mayat seorang pria tergantung di rumahnya dengan kondisi membusuk. Korban bernama Noviar Mashfayu Anugerah alias Ari (26).
Kapolres Lubuklinggau AKBP Indra Arya Yudha melalui Kapolsek Lubuklinggau Timur AKP Sugito membenarkan adanya penemuan mayat di Lorong Pasir Kelurahan Majapahit, Kecamatan Lubuklinggau Timur I sekitar pukul 16.30 WIB, Selasa (12/12/2023).
Dijelaskan Robi, kronologis awal penemuan mayat itu bermula dari saksi Aidah alias Wak Dut yang merupakan bibi korban yang datang ke rumah keponakannya. Sesampainya di rumah korban, saksi mencium bau busuk dari dalam rumah tersebut.
Lalu saksi memanggil tetangga depan rumah korban bernama Arwan bersama dengan para tetangga menghubungi pihak kepolisian. Kemudian membuka paksa pintu depan dan menemukan korban dalam kondisi tergantung di tali pada kusen pintu kamar. Tampak tubuh korban dalam kondisi pecah pembuluh darah.
“Jenazah korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Siti Aisyah sedangkan kondisi rumah korban tidak ditemukan barang-barang yang hilang, hanya ditemukan adanya tulisan nama ayah, kakek, puyang dan leluhur yang dituliskan korban dan diletakannya di buku Yasin dekat mayat korban. Tidak ada warga yang mendengar keributan sebelum korban ditemukan tewas akibat gantung diri,” jelas Robi.
Keterangan dari Arwan, tetangga depan rumah korban, saat itu bibi korban Aidah alias Wak Dut mendatangi rumah korban untuk mengantarkan beras dan telur untuk keponakannya itu, karena sudah beberapa hari korban tidak datang ke rumahnya untuk makan. Namun karena pintu rumah korban digedor-gedor tidak ada jawaban dan tercium bau busuk yang menyengat, lalu bibi korban memanggil tetangga sehingga berhasil mendobrak pintu rumah korban.
“Aku terakhir kali melihat dan mengobrol dengan korban pada Jumat 08 Desember 2023 sekira pukul 09.00 WIB. Saat itu korban sedang merumput membersihkan rumahnya. Saat itu, beberapa tetangga lain juga melihat korban masih ada, kemudian saksi juga sering melihat perilaku yang aneh dari korban, sering mengamuk dan diduga sedang dipengaruhi narkotika,” katanya.
Sedangkan adik korban Noverzha dan Syehyi mengatakan, sebelumnya mereka berdua tinggal serumah dengan korban, namun dikarenakan korban sering marah-marah dan berlaku kasar, bahkan sampai hendak memukul dengan menggunakan alat, maka kedua saksi tidak tahan sehingga dua bulan terakhir mereka tinggal bersama saudaranya di tempat yang berbeda. Sedangkan ibu kandung korban sudah satu bulan tinggal di Bengkulu di rumah keluarganya.
Berdasarkan surat pernyataan, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi ataupun visum oleh pihak medis, dan menganggap kematian korban adalah musibah.