loader

Diduga Suka Tawuran, 28 Anak di Palembang Dikirim ke Panti LPKS di Ogan Ilir

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Dalam razia skala besar pada Sabtu (16/3/2024) hingga Minggu dini hari, Satreskrim Polrestabes Palembang mengamankan sebanyak 56 orang. Puluhan yang diamankan ini karena berbagai pelanggaran mulai dari terlibat aksi tawuran, membawa senjata tajam, dan penganiayaan.

Dari 56 orang tersebut 30 di antaranya anak - anak masih di bawah umur dan terdapat dua perempuan. Dari 56 orang tersebut sebanyak 46 orang pelaku tawuran dan remaja yang diduga hendak melakukan tawuran, 28 di antaranya remaja yang masih berstatus pelajar (13 - 16 tahun). 

Mereka diamankan saat terlibat aksi tawuran di kawasan Jalan Lunjuk Jaya, Kecamatan IB I, Palembang, Sabtu (16/3) malam. 

"Khusus laki - laki yang terbukti menguasai dan menggunakan sajam akan diproses tindak pidana, dan untuk 28 kategori anak - anak akan kita lakukan pembinaan secara terukur. Akan dikirim ke lembaga panti LPKS yang ada di Indralaya (Ogan Ilir). Diharapkan anak - anak tersebut mendapatkan pembinaan sebaik - baiknya," ujar Kombes Pol Harryo Sugihhartono didampingi Kasat Reskrim, AKBP Haris Dinzah, Minggu (17/3/2024) siang.

Selain remaja yang hendak melakukan tawuran polisi juga mengamankan beberapa tersangka tindak pidana penganiayaan dan tiga buah senjata tajam dari tiga pria, lima kantong minuman keras jenis tuak dari salah satu kelompok pemuda yang diduga hendak tawuran.

"Tentunya akan kami selektif mana barang bukti dan pelaku yang bisa diproses. Sementara itu untuk anak - anak hanya dilakukan pembinaan, mengenai berapa lamanya tergantung pada proses assessment di sana," kata Kombes Pol Harryo Sugihhartono.

Moment pemberangkatan anak - anak yang akan diantarkan ke LPSK Indralaya, Minggu (17/3/2024) ketika akan dimasukkan kedalam mobil bus patroli Polrestabes Palembang diwarnai dengan tangisan ibu - ibu.

Salah satunya ibu Nuraini (41) warga Jalan Lunjuk Jaya, Kecamatan IB I, Palembang, yang mengatakan tidak menyangka salah satu anak yang diamankan polisi gabungan adalah anaknya yang saat itu sedang kumpul di sekitar rumahnya.

"Anak saya lagi ngumpul sama teman - temannya di depan warung kakeknya, saat itu cuma main game katanya," katanya.

Nuraini yang sempat jatuh lemas dan mengaku kalau anaknya tidak pernah ikut aksi tawuran dan tidak pernah berurusan dengan polisi. "Pulang sekolah langsung ke rumah untuk menjaga adiknya, saat saya pergi bekerja," katanya. 

Sementara, ada seorang bapak yang menanyakan apakah anaknya di panti rehab tersebut akan diberi makan dan akan dikenakan biaya. Lantaran kondisi ekonomi keluarganya kekurangan, hal ini langsung diterangkan petugas LPSK, bahwa anaknya nanti tentu akan diberi makan dan diberikan pembinaan.

Tentunya akan diberikan pembekalan berupa keterampilan, bimbingan rohani, dan lainnya. 

 

Share

Ads