loader

Statistik Corona, Ego vs Kepedulian

Foto

GLOBALPLANET - Dikutip dari berbagai sumber, bahkan Tiongkok yang sempat lega karena berhasil menekan Covid-19, kembali melakukan pengetatan karena ditemukan ratusan kasus baru. Amerika Serikat, sang “polisi dunia” juga harus menerima kenyataan tidak sedikit warganya tertular, dan perekonomian paman sam juga terganggu. 

Tanpa berniat menyalahkan siapapun, mengutip Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB yang digelar setiap hari, pernah mengatakan prihatin penularan masih terjadi yang berarti membutuhkan peningkatan kerjasama semua pihak, kepatuhan warga untuk tetap di rumah, menjaga jarak dan memakai masker jika harus keluar rumah. 

"Seperti yang kita saksikan bersama, dari data yang kita sajikan bahwa penularan masih terjadi, penyebaran penyakit masih terjadi. Pemerintah pun mengajak masyarakat untuk saling bantu dan saling mengingatkan untuk mencegah penyebaran virus corona,” ujarnya, Rabu (15/4/2020).

Memang tidak ada superman, namun semua dapat melakukan tindakan super minimal untuk diri sendiri atau lingkungan keluarga masing – masing. Patuhilah anjuran pemerintah untuk tidak mudik, tidak kemana –mana, menggunakan masker jika harus keluar, rajin mencuci tangan dan sebagainya. Kampanye ini sudah banyak tersebar di berbagai media, mulai dari pinggiran jalan, depan toko hingga media konvensional nasional setiap saat mengingatkan untuk mencegah penularan dan tertular dari Covid-19. 

“Kalau bukan dari kita, kita mau sampai kapan hidup seperti ini. Sebentar lagi puasa, ada idul fitri. Ini bukan urusan kue atau mudik, mau sampai kapan? Anak tidak sekolah,” celotehan seperti ini sudah sering kita dengar. 

Celotehan itu ada benarnya, sekali lagi tidak bermaksud menyalahkan siapapun. Jika kasus terus bertambah, semua energi dan sumber daya terus dicurahkan untuk pencegahan dan penanggulangan covid-19, lama – lama uang negara juga akan habis. Walaupun seluruh proyek besar dihentikan, mungkin ibu kota Negara baru, dan sebagainya, tidak akan cukup karena jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Maksudnya jika wabah corona nonstop melampau pertengahan tahun. Kan orang kesulitan bayar pajak, sementara pengeluaran negara banyak. 

Menteri Keuangan di salah satu media nasional menyebutkan, Indonesia bisa saja memasuki resesi, jika triwulan kedua 2020 masih sama dengan triwulan pertama. Pakar ekonomi pasti lebih paham dengan apa itu resesi dan apa dampaknya serta kelanjutannya. 

Sejumlah industri memang masih berjalan, namun jika Covid-19 terus bertambah, semua yang buruk bisa saja terjadi kedepan. Bisa saja pertengahan tahun, akhir tahun dan mungkin lebih. Tidak ada jalan lain, silahkan kritik habis – habisan siapapun yang kita kritik tanpa menghujat, tapi mulailah dari diri sendiri dan keluarga untuk tidak tertular dan menularkan. Dengan harapan pada ungkapan habis gelap terbitlah terang dan setiap kesulitan terdapat kemudahan..Amin

Berdoa, Berusaha dan Peka

Di tengah Musibah dunia seperti ini butuh kesadaran dan kepedulian dari kita semua. Ada banyak warga kurang mampu yang harus kehilangan mata pencarian. Ada para pekerja yang harus lapang dada menerima status dirumahkan, juga pengusaha harus mengurangi  beban melelapnya menanggung untuk menemukan kebijakan yang sebaik mungkin agar perusahaan tidak bangkrut dan pekerja tetap tersenyum. Bukan senyum yang dibuat-buat di belakang masker tentunya.

Kesadaran itu berupa upaya maksimal dari kita masing-masing melalui apa yang bisa kita lakukan. Yang bisa bertahan di rumah, lakukanlah himbauan pemerintah, yang harus keluar rumah ikuti himbauan pencegahan dengan masker, dan yang mampu memiliki kelebihan rezeki, ayo bantu saudara kita yang kesulitan untuk makan.

Saatnya menurunkan ego kita serendah mungkin dan menaikkan kepedulian kita setinggi mungkin. Berdoa, berusaha, iba dan peka terhadap lingkungan.

Share

Ads