WISPO - baru saja lahir, namun langsung dihadang urusan minyak goreng alias migor. WISPO (Worker Initiative for Sustainable Palm Oil) adalah sebuah gerakan, inisiatif dan aksi kolaboratif.
Fokus pada urusan pekerja dan buruh yang populer dengan istilah kerja layak. Jelas tidak ada hubungan langsung dengan sengkarut migor. Namun migor sudah bagai gempa. Bisa ada gempa susulan atau bahkan ancaman tsunami. Menyapu yang berdekatan dengannya.
Tak bisa dihindari, sengkarut migor bisa merembet ke urusan buruh dan petani. Opini berkembang liar. Para pekebun sawit ikut terseret. Harga sawit petani yang tinggi pun ikut dituding sebagai penyebab. “Dosakah bila petani sekarang senyum mendapat kenaikan harga? Toh harga pupuk juga sudah naik lebih 200%. Jangan lupa, dulu harga sawit pernah sangat rendah. Hanya 300 - 500 rupiah per kilo. Saat itu, petani bertahan dengan hidup seadanya,” demikian rangkuman komentar Setiyono Ketua Asosiasi Petani ASPEKPIR dan Tolen Ketaren Ketua Asosiasi Petani SAMADE.
Urusan migor bisa menjalar dan mengancam buruh sawit. Itu pesan dari Nursanna Marpaung, Sekretaris Eksekutif Jaringan Serikat Buruh JAPBUSI. Akan berbahaya bila tak segera diatasi. Aktivitas bisnis sudah terganggu. Dikabarkan pabrik migor sudah ada yang terpaksa berhenti. Mungkin belum sampai PHK, namun pekerjanya harus dirumahkan. Mesin pabrik berhenti, harga sawit juga terancam merosot. Akibatnya, hasil kebun bisa tak lagi cukup bayar upah. Pekerjaan terpaksa dikurangi atau bahkan dihentikan. Tak bisa dihindari, buruh akan jadi korban gempa migor.