Diketahui, kebijakan pemerintah melarang ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng akibat dari buruknya tata niaga minyak goreng tanah air membuat perekonomian di daerah terganggu.
Sejak sebelum larangan ekspor diterapkan pada 28 April, harga TBS langsung anjlok hingga 70 persen. Hingga kini, sawit rata-rata hanya Rp1000 sampai Rp1.500 per kilogram dan terancam tidak ada harga sama sekali, karena sudah beredar informasi pabrik tidak bisa membeli.
Sekretaris DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumatera Selatan, Yunus mengatakan, imbas dari larangan ekspor tersebut membuat tangki CPO sudah hampir penuh sehingga pabrik tidak lagi memproduksi CPO dan akhirnya tidak akan membeli TBS dari petani.
Saat ini, sambungnya, harga TBS di banyak tempat turun hingga 70 persen, bahkan di Kabupaten OKI ada TBS yang turun di harga Rp500 per kilogram.
"Kondisi ini sangat memprihatinkan, harga TBS semakin menurun, rata-rata harga TBS di Sumsel berkisar Rp1.000 hingga Rp1.500, bagaimana petani mau untung," ujarnya.