"Hingga tahun 2022 ini setidaknya kantor itu telah melayani lebih dari 5000 stakeholder di kawasan Sumsel yang meliputi pelaku industri, organisasi swasta, pemerintahan, laboratorium, maupun Perguruan Tinggi (PT) dan UKM terkait pengenalan standarisasi dan penilaian kesesuaian," jelasnya.
Kehadiran kantor layanan tersebut lanjut Kukuh, berkat dukungan dan kolaborasi Sumsel sedikitnya telah membina 91 UMKM dan sebagian besarnya sudah mendapatkan sertifikat tanda SNI.
Mengenai jam tanda waktu nasional yang diserahkan BSN kepada Gubernur tersebut menurutnya berguna untuk sinkronisasi secara nasional. Berbasis jam atom yang dibangun atas kerjasama BSN dan BMKG diharapkan menjadi standar waktu untuk mensinkronkan kedaulatan digital di Indonesia yang dapat mendukung sosial dan pemerintahan. "Ini sebagai bentuk apresiasi pada Provinsi Sumsel yang telah mendukung sebagai penuh tuan rumah pelaksanaan bulan mutu nasional," jelasnya.
Selain diikuti 300 peserta offline, pelaksanaan seminar ini juga dikuti 3.000 peserta secara virtual.
Di akhir sambutannya Kukuh mengatakan, target bulan mutu nasinoal tahun ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat di era global. "Seperti arahan Pak Presiden kalau kita tidak bergerak cepat berkompetisi dengan dunia luar maka kita akan teringgal. Makanya secara gradual ini kita lakukan perlahan," jelasnya.
Sementara itu Gubernur Sumsel H Herman Deru menegaskan untuk meningkatkan kesadaran mutu di kalangan masyarakat di Sumsel. Dalam kesempatan itu Gubernur Herman Deru juga menggagas gerakan jemput bola ke para pelaku usaha dan UMKM. Inisiasi Herman Deru itupun mendapat sambut baik langsung oleh Kepala BSN Drs. Kukuh S. Achmad.
Gagasan Gubernur Herman Deru dinilai sangat baik, karena UMKM adalah penopang utama ekonomi.
Menurut Herman Deru Ia ingin sosialisasi gencar yang dilakukan ini dibarengi dengan, upaya jemput ke lapangan oleh petugas. Sehingga berbagai stakeholder yang ada di daerah sulit sinyal dapat mudah mendapatkan layanan.