loader

IPOSC di Hotel Berbintang di Palembang, Wagub Sumsel: Masa Depan Petani Sawit Cerah

Foto

Ketua Umum POPSI Pahala Sibuea  menyatakan acara ini dihadiri oleh 600 orang petani kelapa sawit.  Dari acara ini diharapkan bisa memberikan wawasan kepada petani dan asosiasi petani sawit, sekaligus mentransformasikan petani kelapa supaya bisa segera naik kelas. Untuk itu,  perlu didukung beberapa hal semisal merubah pola pikir, perilaku dan berkolaborasi atau bermitra.

Dewan Pembina POPSI Gamal Nasir menyatakan petani kelapa sawit harus bangga sebab menjadi salah satu penentu ekonomi Indonesia relatif tahan terhadap resesi, karena sawit merupakan sumber devisa. Gamal minta petani harus selalu meningkatkan kapasitasnya supaya daya saing sawit Indonesia tetap bertahan.

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjen Perkebunan, Kementan, Hendratmojo Bagus Hudoro menyatakan harga TBS sedang bagus, sebaiknya petani menyisihkan pendapatan untuk masa depan seperti peremajaan kebun.  Persaingan ke depan akan semakin ketat, India yang selama ini jadi importir terbesar sedang menanam besar-besaran supaya bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Hal seperti ini harus diantisipasi sejak sekarang. Menurutnya, hilirisasi menjadi salah satu kunci utama.

Pemerintah juga mendorong kemitraan supaya tidak ada lagi masalah petani seperti TBS tidak ada yang beli, mutunya rendah dan lain-lain. Baik perusahaan maupun petani didorong untuk bermitra yang saling menguntungkan, jadi tidak hanya jual beli TBS saja.

Mengenai PSR, Bagus menekankan bahwa Ditjenbun justru ingin supaya target  bisa dipenuhi. “Sejak menjadi direktur saya terus berusaha meningkatkan rekomtek dan realisasi. Bulan November ada 7.000 ha,  kemarin ada yang siap 6.000 ha sehingga akhir Desember bisa bertambah 6.000 ha. Kalau persyaratan lengkap saya jamin rekomtek sehari sudah keluar,” katanya.

Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit Mansuetus Darto mengaku baru pulang dari Eropa yang salah satu agendanya bertemu dengan parlemen Eropa. Dalam pertemuan itu Darto minta supaya parlemen Eropa jangan rugikan petani kelapa sawit. “Program utama mereka adalah tracebility (ketelusuran). Uni Eropa mau membantu dengan perubahan dari level pasar sehingga petani punya akses pasar langsung. Semua produk sawit apakah bersertifikat ISPO, RSPO akan ditelusuri ulang. Masing-masing petani harus teridentifikasi dengan jelas lokasi kebun dan luasnya. Ini juga kritik diri bagi organisasi supaya anggotanya jelas by name by adress. Jangan selalu teriak tetapi ketika diminta data anggota tidak bisa memberikan,” katanya.

Untuk Indonesia emas 2045 harus ada road map jelas soal sawit. Darto mengusulkan hulu dikelola oleh korporasi petani sedang perusahaan masuk ke hilir. Jadi masalah sawit tidak hanya berputar-putar disitu saja tetapi lebih maju lagi.

Share

Ads