loader

Sawit vs Corona: Mencegah, Efisiensi Tidak Berencana PHK

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Dikutip dari berbagai sumber dan pengamatan di beberapa daerah penghasil sawit seperti di Sumsel, perkebunan dan pabrik CPO masih beroperasi dengan langkah – langkah penyesuaian terhadap anjuran pemerintah dan upaya – upaya pencegahan covid-19.

Gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia (Gapki) juga telah menerbitkan protokol kesehatan bagi perusahaan anggota yang disebarkan melalui 13 cabang Gapki di seluruh Indonesia. “Kami mengajak semua pengurus pusat, cabang, dan perkebunan kelapa sawit anggota Gapki untuk proaktif melakukan upaya pencegahan penularan melalui menghindari interaksi di keramaian/kerumunan dan upaya pencegahan lainnya seperti penggunaan masker dan wajib cuci tangan,” ujar Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono.

Diketahui, Gapki memiliki cabang di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Sulawesi

Di tengah pandemi corona yang berimbas pada gerak perekonomian di berbagai belahan dunia, pelaku industri sawit terus melakukan efisensi secara maksimal agar tetap bertahan. Apalagi tanaman satu ini, walaupun terus mendapatkan gempuran dan tudingan negatif, namun produk turunannya menjadi bahan baku utama kebutuhan pangan seperti minyak goreng dan produk makanan lainnya. Tidak hanya itu, kandungan gliserin dalam minyak sawit sangat dibutuhkan dalam pembuatan sabun dan hand sanitizer yang saat ini menjadi sesuai yang dibutuhkan di seluruh dunia.

Sekjen Gapki Kanya Lakshmi mengakui industri sawit mengalami imbas yang cukup besar akibat wabah Covid-19, namun dipastikan belum ada penutupan pabrik sampai saat ini. Berbagai upaya telah dan terus dilakukan baik untuk mencegah covid-19, efisiensi, dan turut membantu pemerintah dalam menanggulangi covid-19. Seperti contoh, Gapki Cabang Sumsel segera menyalurkan ratusan alat pelindung diri (APD) melalui Pemprov Sumsel. Sebelumnya juga bersama Forum DAS Sumsel telah dilakukan pembagian masker dan hand sanitizer kepada tukang ojek baik online maupun pangkalan.

“Untuk bertahan tentu saja melakukan efisiensi besar-besaran, pengaturan kembali rencana cash flow termasuk merealokasi peruntukan dengan merevisi prioritas budget, menyiapkan beberapa alternatif skenario krisis dan solusinya,” katanya dalam keterangan resminya, Senin (13/4/2020).

Pun termasuk PHK karyawan, industry kelapa sawit Indonesia belum memiliki rencana tersebut. Selain ditegaskan Gapki, hal ini dibenarkan Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun. Meski permintaan dari negara importir cenderung menurun seiring berkembangnya wabah virus Corona (Covid-19). Opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor ini pun disebut belum terjadi.

Apalagi saat ini harga TBS masi relatif baik, setidaknya dibandingkan karet yang terus anjlok dan dihantam hujan yang terus turun mengakibatkan petani tidak dapat berproduksi. "Harga TBS juga masih relatif baik, jadi belum saatnya berbicara PHK," kata Derom yang dikutip dari bisnis.

Globalplanet berkesempatan berbincang dengan beberapa pekerja di perkebunan dan pabrik di Kecamatan Rupit Muratara. Keduanya yang menolak disebutkan identitas mengatakan, “Alhamdulillah masih begawe (kerja), untung ada sawit. Kami ada kebun karet, tapi dengan kondisi sekarang kan gudang (tempat penjualan) karet tutup, kalau pun buka harganya murah. Jadi untunglah ada sawit,” ujar warga Desa Maur, Rupit Muratara.

Menurut mereka, jangan sampai lockdown atau penutupan wilayah. Selain akan menyusahkan masyarakat, daerah mereka juga tidak ditemukan kasus hingga saat ini. “Kalau usaha ya kita usaha, sebelum ada corona kita pakai masker dan peralatan standar dari perusahaan, terus sekarang cuci tangan. Kalau tidak pakai alat ya kena tegor,” katanya.

Share

Ads