JAKARTA, GLOBALPLANET - Implementasi standar minyak sawit berkerlanjutan menggunakan standar ISPO dan RSPO serta ISCC adalah salah satu cara mengurangi dan membatasi kerusakan lingkungan, dan mengurangi bahaya perubahan iklim.
“Kami yang terdiri dari 33 Kelompok Petani di Indonesia dengan jumlah petani sebanyak 6.717 Petani dengan luas 16.683 Ha mengkonfirmasi bahwa tiada titik api dan kebakaran dilahan kami tersebut. Ini adalah dampak dari komitmen kami yang bersungguh-sungguh mengimplementasikan praktek terbaik dalam pengelolaan kebun sawit kami,” ungkap H. Narno dalam keterangan resmi dikutip dari InfoSawit.
Lebih lanjut kata Narno, yang juga merupakan ketua dari FORTASBI (Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia), tidak hanya itu, sertifikasi minyak sawit berkelanjutan telah mendorong beberapa kelompok petani swadaya melindungi kawasan-kawasan penting dibeberapa wilayah. “Perlindungan sungai, hingga perlindungan area yang memiliki nilai konservasi tinggi dilakukan,” kata Narno dalam presentasinya.
Sertifikasi minyak sawit berkelanjutan adalah salah satu solusi yang dapat digunakan oleh petani swadaya di Indonesia, ditengah gempuran kampanye bahwa petani adalah pembakar lahan, petani swadaya adalah perusak hutan.
Petani hendaknya menunjukkan bahwa tudingan tersebut adalah salah besar, justru petani swadaya adalah petani yang memiliki peluang untuk menjadi pihak terdepan yang dapat memerangi perubahan iklim dengan mendorong praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan kebun kelapa sawit dan pengelolaan lingkungan.