JAKARTA, GLOBALPLANET - "Ekonomi kembali berangsur membaik kuartal ketiga dan keempat sejalan rencana pemerintah untuk produktif tapi tetap aman," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, usai mengumumkan penurunan suku bunga acuan di Jakarta, Kamis (18/6/2020).
Menurut Perry, proyeksi itu mencermati pertumbuhan ekonomi triwulan pertama tahun ini yang mencapai 2,97% dan diperkirakan akan menurun cukup dalam di triwulan II-2020.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal untuk penanganan COVID-19 termasuk pemulihan ekonomi dengan memperlebar defisit fiskal menjadi 6,34%. Begitu juga BI mengeluarkan kelonggaran moneter untuk membantu pemulihan ekonomi.
Meski demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo mencermati proses pemulihan akan tergantung dengan penerapan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran COVID-19 ketika sejumlah sektor usaha dibuka bertahap agar tetap produktif tapi aman.
Selain itu, percepatan penyerapan stimulus fiskal oleh masyarakat yang dilakukan pemerintah salah satunya bantuan sosial untuk menjadi bantalan bagi masyarakat khususnya miskin dan rentan miskin.
Insentif kepada dunia usaha juga diharapkan mendorong pemulihan ekonomi dan selanjutnya berdampak kepada sektor riil. "Ada stimulus fiskal, moneter, stimulus keuangan untuk restrukturisasi kredit dikeluarkan OJK untuk dunia usaha akan mendukung kecepatan pemulihan ekonomi nasional," kata Perry.
Kondisi ini juga didukung dengan kinerja ekspor yang mulai menunjukkan pertumbuhan cukup baik di antaranya untuk kelompok minyak sawit dan besi baja. Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diharapkan mendorong kinerja sektor manufaktur dan mendorong ekspor sehingga Indonesia bisa terhindari dari resesi.
Dengan stimulus dan upaya pemulihan itu diperkirakan juga mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang diproyeksikan tumbuh lebih tinggi kisaran 5%-6%.
Sumber: Inilah.com