KONSUMSI MINYAK SAWIT
Kawasan/negara EU, UK dan USA merupakan salah satu tujuan ekspor minyak sawit dunia.
Dalam konsumsi minyak nabati di EU (termasuk UK), minyak sawit menempati pangsa kedua terbesar setelah minyak rapeseed. Sedangkan pada struktur konsumsi minyak nabati di USA, minyak sawit menempati urutan ketiga setelah minyak kedelai dan minyak rapeseed.Dalam periode tahun 2016-2021 (Gambar 1), rata-rata volume impor minyak sawit EU sekitar 7.2 juta ton per tahun.
Volume impor minyak sawit EU tahun 2016 masih sekitar 7.6 juta ton kemudian meningkat menjadi 7.9 juta ton tahun 2019, namun terus mengalami penurunan hingga menjadi 6.4 juta ton tahun 2021.
Penggunaan minyak sawit di EU telah mengalami perubahan. Hingga padatahun 2008,hampir 80 persen minyak sawit yang diimpor EU digunakan untuk pangan, pakan dan industri toiletries.
Sementara itu, penggunaan minyak sawit untuk energi hanya sekitar 20 persen. Sepuluh tahun kemudian penggunaan minyak sawit di EU berubah drastis. Pada tahun 2018,sekitar 65 persen digunakan untuk energi baik biodiesel maupun pembangkit listrik.
Sedangkan sisanya yakni sebesar 35 persen digunakan untuk pangan, pakan dan industri toiletries (Transport and Environment, 2019). Penurunan volume impor EU sejak tahun 2020 terkait dengan kebijakan RED II yang melakukan phase-out minyak sawit untukbiofuel EU secara bertahap mulai tahun 2020 menuju tahun 2030.
Diperkirakan dengan RED II tahun 2030, volume impor minyak sawit EU akan turun menjadi sekitar 4 juta ton (Fern, 2022; Chain Reaction Research, 2022).Berbeda dengan EU, volume impor minyak sawit USA secara rataan masih sekitar 1.9 juta ton per tahun.
Volume impor tersebut mengalami peningkatan dari 1.7 juta ton tahun 2016 meningkat menjadi 2.1 juta ton tahun 2021. Demikian juga dengan volume impor minyak sawit UK masih cenderung meningkat yakni dari sekitar 449 ribu ton menjadi sekitar 490 ribu ton pada periode yang sama,atau meningkat dengan rata-rata sekitar 452 ribu ton per tahun.
Jika dibandingkan total volume impor sawit dunia, pangsa tiga negara/kawasan “deforestation-free”tersebut relatif kecil. Volume total impor minyak sawit dunia sekitar 46.8 juta ton hingga 53.6 juta ton atau rata-rata 52.8 juta ton per tahun.
Pangsa ketiga kawasan tersebut (EU, USA, UK) hanya sekitar 17.6 persendari total import dunia.Dengan demikian, jikakebijakan“deforestation-free”diberlakukan dan menyebabkanminyak sawittidak boleh masuk ke pasartiga negara/kawasan tersebut, dampaknya bagipasar minyak sawit dunia tidak terlalu signifikan.
Selain negara negara produsen minyak sawit dapat mengalihkan ke negara lain, negara-negara produsen minyak sawit dunia seperti Indonesia juga dapat memperbesar penggunaanuntuk biodiesel/biofuel domestik.
Artinya, jika maksud kebijakan “deforestation-free” yang diberlakukan EU, USA, UK tersebut adalah untuk menghentikan deforestasi yang dialamatkan pada minyak sawit, tidak akan dapat menghentikan atau mengurangi deforestasi global (Chain Reaction Research, 2022).