OKUT, GLOBALPLANET - Kapolres OKU Timur AKBP Erlin Tangjaya SH, SIK pada Selasa (18/02/2020) mengatakan, Kades Elwani selain menjadi dalang perampokan juga terlibat dalam aksi pembunuhan berencana yang dilatar belakangi persoalan perselingkuhan. Namun korban yang meninggal salah sasaran oleh pelaku.
Sopir travel Husni Thamrin menjadi korban salah sasaran seharus J yang menjadi target, komplotan Elwani karena diduga selingkuh dengan istri S. Lalu S bekerjasama dengan Kades Elwani untuk merencanakan pembunuhan tersebut dengan menyuruh adiknya Argen Cs, dengan upah Rp20 juta. Kasus ini sedang dalam penanganan Jatanras Polda Sumsel,tambahnya.
Kemudian satu kasus lagi di Mesuji Makmur korban H Kalung mengalami kerugian sekitar Rp2,4 miliar. Namun uang berjumlah dua karung setelah dibagi hanya berjumlah Rp800 juta Argen yang merupakan adik Kades Elwani juga terlibat kasus perampokan tersebut dan juga kades tersebut mendapat bagian dan menikmati hasil kejahatan sebesar Rp67 juta. Sedangkan dari kasus perampokan korban H Bustan Kades Elwani juga mendapat jatah Rp56 juta kasus ini diambil alih Jatanras Polda Sumsel karena berada diluar wilayah hukum Polres OKU Timur,ungkapnya.
"Kita terbuka terhahadap penanganan kasus yang saat ini kita lakukan silahkan berkoordinasi apabila di wilayah Polres lain ada kejadian yang melibatkan pelaku yang saat ini sedang ditangani Polres OKU Timur,"jelasnya.
Selain itu Kades Elwani juga menjadi pemasok Senpi bagi pelaku perampokan, mendapat suplay senjata dari Ddn. Senpi kiriman Cipacing, hampir seluruh kejahatan perampokan menggunakan Senpi kiriman dari Cipacing termasuk Wongso alias Basuki di Jatim yang ikut mensuplai Senpi produk Cipacing melalui orang kepercayaannya di Jatinangor Jabar. Saat ini seluruhnya sedang dalam pengejaran pihak kepolisian daerah Sumsel dan Polres OKU Timur.
"Sekarang anggota kita masih terus mekakukan pemeriksaan terhadap si Kades untuk kepentingan hukum,"terangnya.
Kapolres juga menambahkan Dalam rangka Pilkada masyarakat harus aman dari ancaman dan intimidasi dari pelaku kejahatan yang selama ini membuat masyarakat menjadi resah. Polres OKU Timur menjadikan beberapa desa dalam pengawasan desa yang menjadi pengawasan ini dianggap tidak kooperatif dalam menciptakan rasa aman di tengah-tengah masyarakatnya. Bahkan menjadikan masyarakatnya menjadi ancaman setiap pencalonan pemilihan Kades. Kades yang menjadi tolak ukur paling aman adalah Desa Melati Agung, karena Kadesnya memelihara komplotan perampok yang mana tiga adik kandungnya terlibat dalam aksi-aksi perampokan dan juga beberapa desa yang sudah menjadi binaan dalam rangka membantu tugas-tugas kepolisian untuk menciptakan keamanan di tengah-tengah masyarakat.