Pada waktu itu, Atus menyerahkan cinderamata berupa kain ecoprint bermotif daun kepada Peter. Siti dan Sidiq memberikan pula kain jarik dan batu permata berwarna ungu dari Kalimantan.
Menurut Atus, yang merupakan Ketua DPW LDII DIY, ecoprint tersebut merupakan karya warga LDII di Omah Fatma. Kainnya bercorakkan dedaunan tropika seperti daun jati (Tectona grandis), leda (Eucalyptus deglupta), jarak kepyar (Ricinus communis), kepuh (Sterculia foetida), bayur (Pterospermum javanicum), sawo Kecik (Manilkara kaki), dan lain-lain.
Sejak tahun lalu, Fakultas Kehutanan UGM berkolaborasi melalui tridarma pengabdian dengan Omah Fatma (IG: omah_fatma) dan ormas Islam Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) DIY untuk membangun Laboratorium Tanaman Ecoprint di Bumi Perkemahan Dewaruci, Pantai Selatan Yogyakarta. Inisiasinya bersamaan dengan momentum peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia 2021 DPP LDII yang diresmikan oleh Kepala Biro Bina Mental Spiritual Setda DIY, Djarot Margiantoro, STP, M.Sc.
Selaku dosen pengampu mata kuliah Dendrologi, Atus merasa sangat senang dapat mengikuti winter break course ini. Dendrologi yang mempelajari dasar-dasar pengenalan jenis pohon memerlukan pengayaan ilmu pengetahuan, baik penegasan keilmuan dari dosen pengampu berkelas dunia maupun kunjungan lapangan di kebun-kebun botani bersejarah.
"Universiteit Leiden berdiri sejak 1575. Hampir bersamaan dengan pembukaan Alas Mentaok di Bumi Mataram. Pada 1590 HBL mulai dimapankan oleh Clusius. Ini termasuk awal mula ilmu botani dikembangkan oleh para pecinta tumbuhan. Lalu, 18 Mei 1817 diikuti oleh peresmian Kebun Raya Bogor. Tentu kesemuanya itu menjadi sejarah yang sangat menarik dan penting untuk diambil hikmahnya saat ini," ungkap Atus yang juga meneliti tumbuhan mentaok dan flora sumbu filosofi Yogyakarta.