loader

Omar Archery: Belajar Filosofi Panahan, Melepas Busur ke Penjuru Negeri

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Olahraga panahan yang dulu di Indonesia hanya dikenal hanya untuk atlet panahan dan kalangan tertentu saja, kini tidak lagi. Terbukti banyaknya komunitas panahan atau yang lebih dikenal dengan archery termasuk di Kota Palembang. Tidak hanya itu, beberapa sekolah dan pondek pesantren mulai menjadi olahraga yang dianjurkan atau disunahkan ini sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

 

 

Tapi tahukan Anda, ada bebrapa jenis pahanan. Mulai dari dari tradisional yang lebih dikenal dengan horse bow, recurve dan compound yang sudah dipertandingkan hingga event tingkat diunia.

Di Kota Palembang, siapa sangka sudah ada pengrajin busur tradisional yang telah lama menekuni usaha ini. Adalah Bams Sumantri bersama tiga temannya membuat busur panah handmade yang berhasil melesat ke penjuru kota.

Mengusung nama Omar Archery, Bams dan kedua temannya sudah mulai menekuni pembuatan busur panah sejak 2016 lalu, namun tahun pertama hanya memproduksi busur hanya untuk riset dan uji coba, hingga akhirnya mampu memproduksi busur yang baik dan layak dijual.

Bagi Bams membuat busur mengandung unsur kepuasan, selain panahan sebagai olahraga sunnah di dalam Agama Islam, menghasilkan busur dengan tangan sendiri dan layak dipakai menjadi tantangan. “Membuat busur butuh ketekunan dan kesabaran, karena jika salah tehnik dan terburu-buru, busur tidak bisa digunakan bahkan patah,” ujar Bams saat dijumpai di workshop Omar Archery.

Busur yang dibuat pun beragam, mulai dari Turkish, Manchu, Crimea Tatar, Han, hungary , Mughal dan berbagai jenis busur tradisional lainnya. Waktu pengerjaan sesuai tingkat kerumitannya. Dan busur yang paling banyak dipesan adalah jenis Turkish.

“Kalau pesanan custom tidak bisa cepat tergantung tingkat kerumitan, karena busur harus diuji coba dulu hingga kualitasnya dianggap baik baru bisa dikirim ke pemesan, tetapi kalau busur yang standar paling lama 1 bulan sudah selesai,” ujarnya.

Terkait bahan baku, Bams bersama rekan – rekannya masih bergantung dengan pasar luar negeri, karena hingga saat ini belum tersedia bahan baku di Indonesia. “Seperti fiber, belum ada produsennya di Indonesia, jadi kami masih pesan dari luar negeri,” tuturnya.

Kini, busur-busur yang dibuat oleh Omar Archery sudah terbang ke berbagai Kota di Indonesia bahkan ke luar negeri. “Alhamdulillah busur Omar Archery sudah hampir ke seluruh daerah di Indonesia kecuali Papua yang belum, Luar negeri sudah ke Taiwan dan Australia, Insya Allah bentar lagi ke UK,” katanya.

 

 

Ada satu pesan moral yang menarik dari Bams, menurutnya memanah mengajarkan untuk sabar berproses dalam kehidupan. “Kita merasakan bagaimana beratnya menarik sampai ke belakang. Mirip kehidupan yang kadang inginnya kita maju terus tetapi proses tidak selamanya bergerak maju. Kadang mundur untuk mencari target yang tepat, tetapi target yang tepat ini bukan hasil yang lebih. Tetapi hasil yang sudah ditakar sangat pas oleh Yang Maha Kuasa,” ucapnya.

Dunia panahan juga mengajarkannya untuk berusaha atau berikhtiar. Menurutnya Ikhtiar yang maksimal tidak akan ada arti tanpa diiringi dengan doa kepada yang Maha Kuasa. “Pernah satu kali guru dari Turki bercerita pengalaman, bagaimana tidak berartinya Ikhtiar ini kalau tanpa kuasa Allah. Babak penyisihan masih zikir dan doa, begitu masuk Final sudah merasa Jumawa, lupa Zikir Lupa Yang Maha Kuasa, sehingga tidak ada satu Arrowpun (Anak panah) yang masuk,” ujarnya mengakhiri perbincangan.

Share

Ads