SUMUT, GLOBALPLANET - Ini ditandai dengan pernyataan Menteri Pertanian RI Syahril Yassin Limpo yang diwakili oleh Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Kasdi Subagyo dalam acara "Peringatan Hari Sawit Nasional 2020" yang digelar DMSI secara daring melalui aplikasi Zoom, Rabu (18/11/2020).
Acara itu dihadiri sejumlah tokoh, pejuang, dan petani sawit seperti Derom Bangun dan Bambang Wiguna (Ketua dan Sekretaris DMSI), mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih, Sahat Sinaga, (APOLIN), Joko Supriyono (Ketua Umum GAPKI), Tolen Ketaren (Ketua Umum DPP Asosiasi SAMADE), Gulat Manurung (Ketua Umum DPP APKASINDO).
Lalu, Darmono Tariwiyono (Ketua Umum MAKSI), Soejai Kartasasmita (BPS PKS dan mantan Direktur Utama PTP VI yang sekarang menjadi PTPN IV, Hasril Hasan Siregar (PPKS dan BPS PKS), dan lainnya.
Sebagai informasi, di DMSI Menteri Pertanian berkedudukan sebagai Ketua Dewan Pengarah. Kata Menteri Pertanian seperti dibacakan Dirjenbun, sawit nasional mengalami perkembangan yang luar biasa.
Kata Menteri, dari 17 tujuan yang ada di Sustainable Development Goal's (SDG's), ada 12 tujuan yang sudah di dalam Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang terbaru
Menteri Pertanian berharap sawit nasional meningkat kuantitas dan kualitasnya, termasuk punya kemampuan dalam melakukan diversifikasi produk turunan.
Sementara itu Ketua Umum DMSI, Derom Bangun, menegaskan bahwa dengan adanya Hari Sawit Nasional 18 November, bukan berarti para pejuang sawit meninggalkan Hari Perkebunan yang diperingati setiap tanggal 10 Desember.
"Tidak perlu ada perbedaan, kita dukung juga Hari Perkebunan. Kita saling bergandengan tangan. Apalagi sejarah Hari Perkebunan juga punya riwayat yang heroik juga," kata Derom.
Ia mengatakan, 10 Desember 1958 adalah momen nasionalisasi perusahaan perkebunan milik perusahaan asing oleh pemerintah Indonesia. Termasuk di dalamnya, kata Derom, adalah nasionalisasi perusahaan perkebunan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan Provinsi Aceh.
