PENGGUNAAN - Kelapa Sawit adalah salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang paling tinggi diantara semua tanaman penghasil minyak nabati, tanaman ini memiliki potensi produksi minyak mencapai 7 ton crude palm oil (CPO) per Ha.
Untuk mencapai rendemen (hasil minyak) CPO yang tinggi maka diperlukan persiapan bibit unggul, teknis budidaya yang terbaik (Best Practice Management), pemupukan yang tepat dan teknis panen yang terbaik, serta pengolahan CPO dengan standar tinggi.
Pemupukan yang tepat adalah salah satu pekerjaan penting di perkebunan yang bisa mempengaruhi tingkat produksi TBS dan CPO, yang merupakan sumber pemasukan utama perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Secara umum pemupukan kelapa sawit terbagi dua jenis pemupukan yaitu pemupukan anorganik dan pemupukan organik.
Pemupukan anorganik adalah pemupukan dengan menggunakan bahan kimia pupuk yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit untuk tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Pupuk anorganik yaitu : Urea (Nitrogen), MOP (Kalium), TSP, RP (Phospat), Kieserit (Magnesium), Dolomite (Magnesium), Borate (HGFB), khusus gambut seperti Cu (CUSO4), Zinc (ZnSO4), Fero sulfat (FeSO4).
Sementara, pemupukan organik adalah pemupukan dengan menggunakan bahan organik baik secara alamiah maupun dibantu dengan sentuhan bioteknologi. Salah satu penggunaan pupuk organik antara lain dengan aplikasi janjangan kosong dan limbah cair Pabrik Kelapa Sawit.
Pemupukan Janjangan Kosong
Pemupukan yang harus dilakukan oleh kebun kelapa sawit adalah pemupukan janjangan kosong, karena janjangan kosong yang dihasilkan sangat banyak yaitu 20% dari Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang diolah. Pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas olah 45 ton/jam atau bisa mengolah rata-rata 900 ton TBS per hari akan bisa menghasilkan janjangan kosong 180 ton/hari.
Jika Pabrik mempunyai incenerator yang telah mendapat izin dari Dinas Lingkungan maka janjangan kosong tersebut akan dibakar dan bisa mengahasilkan 10% abu janjang atau 18 ton perhari yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman kelapa sawit.
Janjangan kosong yang dihasilkan 180 ton/hari tersebut akan bisa dimanfaatkan sebagai pupuk di kebun kelapa sawit dengan dosis janjangan kosong 35 ton/Ha kebun kelapa sawit, maka areal yang bisa di pupuk 5 Ha/hari atau 1.500 Ha/tahun jika pemanfaatannya 100%. Biasanya pemanfaatnnya 85% atau sama dengan pemupukan janjangan kosong yang bisa dilakukan seluas 1.275 Ha/tahun.
Potensi ini sangat besar dan harus bisa dimanfaatkan oleh perkebunan kelapa sawit karena jika tidak dimanfaatkan akan menjadi masalah limbah bagi Pabrik dan kebun yaitu: rawan kebakaran, sumber hama penyakit dan mengurangi kerapian kebun serta melanggar undang-undang lingkungan.
Pernah terjadi di satu perusahaan besar yang tidak memanfaatkan janjangan kosong ke lapangan atau dibakar di incenerator, maka setelah sekian tahun tumpukan janjangan kosong tersebut menggunung dengan tinggi yang melebihi bangunan pabrik.
Kondisi demikian mendorong meningkatnya serangan hama berbahaya bagi kebun kelapa sawit yaitu kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros). Akhirnya karena kondisi yang sudah sangat mendesak dan berbahaya bagi kebun kelapa sawit ini maka diurus ijin incenerator dan janjangan kosong kemudian dibakar serta ditabur kelapangan dan dalam waktu 2 tahun janjangan kosong tersebut sudah bisa dikendalikan. (Penulis: Ahmad Hulaimi/Praktisi Perkebunan Kelapa Sawit)