loader

Limbah Batang Sawit Dijadikan Pendeteksi Kesegaran Makanan

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Tim peneliti Institut Teknologi Sumatera (ITERA) yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa mengembangkan pemanfaatan limbah batang sawit menjadi pendeteksi kesegaran makanan. Adalah Dosen Program Studi Kimia Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Dr. I Putu Mahendra, S.Si., bersama tim Cellulose Carbon Material (CCM) yang terdiri dari beberapa mahasiswa, yang menginisiasi penelitian ini semenjak lima bulan lalu.

Dr. I Putu Mahendra, menjelaskan banyak keunggulan batang sawit yang memiliki banyak komponen kimia, salah satunya adalah selulosa dan lignin, yang sering disebut lignoselulosa. Selulosa ataupun lignoselulosa memiliki banyak manfaat untuk kehidupan, yang paling mudah dijumpai adalah dimanfaatkan sebagai kertas. Tidak hanya kertas, selulosa dapat dimanfaatkan sebagai bahan tekstil hingga medis, tentunya dengan modifikasi tertentu.

Lebih lanjut Mahendra menyebut, limbah kelapa sawit yang digunakan pada dasarnya tidak ada kriteria tertentu. Semua bagian tanaman kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber lignoselulosa. Dalam proses pengolahannya mula-mula limbah batang sawit  dipotong dan dikeringkan. Limbah batang sawit yang digunakan umumnya adalah 100 g untuk sekali pengerjaan. Lignoselulosa yang diperoleh dari pengolahan tersebut umumnya +/- 35 g.

“Jumlah limbah batang sawit yang digunakan tergolong rendah karena masih bekerja dalam skala laboratorium,” jelas I Putu Mahendra seperti dilansir dari laman ITERA.

“Penggunaan label tanggal di produk makanan belum tentu akurat karena produk pangan mengalami perpindahan tempat sesuai dengan alur distribusi. Hal ini menyebabkan penurunan kesegaran produk pangan dapat terjadi lebih cepat.”

Batang sawit yang telah kering dilanjutkan dengan proses penggilingan hingga diperoleh sediaan serbuk. Terdapat beberapa proses yang dilakukan hingga dapat diperoleh lignoselulosa, diantaranya adalah alkalisasi dan pemutihan serat. Selulosa yang diperoleh selanjutnya dilakukan modifikasi secara kimia melalui proses oksidasi menggunakan bahan kimia bernama Tempo. 

Tahapan penelitian selanjutan, tim ITERA bekerjasama dengan rekan di Universitat de Girona untuk memperoleh sediaan nano serat lignoselulosa dalam bentuk gel.

Share

Ads