JAKARTA, GLOBALPLANET - Industri minyak sawit telah berjalan bertahun-tahun lamanya, mulai dari penanaman, perawatan dan pengolahan yang cukup sederhana, hingga sekarang mendapatkan dukungan dari pemerintah dan pihak lainnya membuat perkembangannya semakin optimal.
Sejak tahun 2006, industri perkebunan kelapa sawit telah memiliki tata kelola dan sertifikasi berkelanjutan, yakni Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO). Di Indonesia, selain RSPO juga telah diimplementasikan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Menurut laporan RSPO, pada tahun 2021, minyak sawit Indonesia yang telah mengantongi sertifikasi RSPO sebanyak 10,8 juta ton. Sementara itu, data GAPKI mencatat, sebanyak 864 sertifikat ISPO pada 2021 sudah diterbitkan bagi perusahaan maupun petani sawit Indonesia.
Pencapaian sertifikasi berkelanjutan yang relatif besar dalam waktu singkat ini menjadi bukti besarnya komitmen pelaku usaha industri minyak sawit. Meskipun demikian, masih banyak yang harus diperbaiki terutama dalam aspek tata kelola sawit rakyat.
Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Kamis (14/4), dengan segala kekurangan yang tengah dibenahi, sertifikasi berkelanjutan kebun sawit Indonesia masih jauh lebih baik daripada ribuan komoditas lainnya. Bahkan, sertifikasi ISPO juga masih jauh lebih baik daripada seluruh komoditas.
“Buktinya, hanya sawit yang dituntut memiliki sertifikasi berkelanjutan. Sementara jutaan komoditas, produk jasa yang dikonsumsi masyarakat dunia setiap hari belum dituntut memiliki sertifikasi berkelanjutan,” catat laman Palm Oil Indonesia.
