Bagi perusahaan, kondisi ini menjadi dilematis. Sebab kalau produksi normal seperti biasanya, tangki cepat penuh. Jika sudah penuh, otomatis produksi dihentikan. “Karyawan tidak bekerja, tapi tetap kita gaji. Karena bukan dia yang tidak bekerja, tapi kerjaannya yang kita stop,” katanya.
Kondisi yang hampir sama juga terjadi di Kalimantan Selatan. Menurut Sekretaris GAPKI Cabang Kalsel Hero Setiawan, kondisi tanki CPO milik perusahaan anggota GAPKI di Kalsel juga nyaris penuh. “Secara umum kondisinya sangat mengkhawatirkan,” kata pria yang biasa disapa Iwan ini.
Menurut Iwan, rata-rata tanki penimbunan CPO di Kalsel masih cukup untuk dua mingguan. Kondisi di Kalsel agak lebih baik lantaran tertolong keberadaan pabrik biodiesel milik yang berlokasi di Kabupaten Tanah Bumbu. “Memang di Kalsel ini ada pabrik biodiesel yang bersedia menerima CPO dari kita, tapi kan terbatas juga,” kata Iwan.
Pabrik kelapa sawit di Kalsel juga mengurangi produksi dengan cara mengatur periode panen. Jika biasanya tanaman dipanen 6-7 hari sekali, kini diundur menjadi 8-10 hari. “Dengan cara itu masuknya TBS ke PKS kan menjadi berkurang. Itu strategi yang bisa dilakukan,” katanya.
Sumber: Nasionalisme