"Ini cara kit beradaptasi di tengah pandemi. Kemarin UMKM mendapat tekanan luar biasa karena pandemi. Baru selesai pandemi ada lagi distrupsi rantai pasokan. Dan kini dihantam inflasi. Kami yakin dengan Gernas BBI dan BKSS ini bisa melahirkan adaptasi serta pola inovasi pemasaran secara digital. Dan sudah terbukti omset yang meningkat," tambahnya.
Sementara itu Gubernur Sumsel H. Herman Deru menegaskan dirinya sangat bangga dengan peluncuran program BKSS di Sumsel.
Meskipun inflasi di Sumsel diakuinya masih belum di bawah 5%. Namun ekonomi kreatif telah membantu perekonomian Sumsel tumbuh di atas ekonomi nasional.
"Ini tak lepas dari peran serta pelaku ekonomi terutama ekonomu kreatif. Saat ini banyak sekali yang bisa kita aktivasi tapi Saya harap tiga poin penting jadi pijakan, pertama keterampilan dan kreatifitas para UMKM ditambah, permodalan dan ketiga bantuan pemasaran. Ini penting dan tidak bisa dipisahkan," jelasnya.
Dengan adanya 200 UMKM yang masuk saat ini diharapkan Herman Deru dapat melengkapi 2 juta UMKM yang tergabung di e-commerce. "Semoga 200 UMKM yang dari Sumsel ini melengkapi 2 juta yang ada di e-commerce menjadi 2,2 juta," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Herman Deru juga mengapresiasi Menparekraf yang masih memperhatikan kelangsungan UMKM. Sebab sejatinya menurut Dia, UMKM merupakan garda terdepan menjaga ketangguhan ekonomi.
"Kehadiran Pak Menteri melaunching ini akan semakin menambah semangat, kreatifitas produk dan kreatifitas cara membelinya sehingga ekonomi Sumsel semakin tumbuh," paparnya.
Dengan dorongan Menparekraf, Ia juga meyakini dapat menekan inflasi Sumsel di bawah 5%. "Mohon doanya, salah satunya di sektor pariwisata adanya daerah yang kita unggulkan yakni OKU Selatan dengan Sriwijaya Ranau Gran Fondo serta Desa Tebet Lereh di Kota Pagaralam yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI)," ungkapnya.