PALEMBANG, GLOBALPLANET. - "Sesudah kenalan di Facebook, pelaku kemudian melanjutkan percakapan lewat Whatsaap. Lalu mengajak korban untuk jalan-jalan sekitar pukul 13.00 WIB," ujar Rijen usai mendampingi keluarga korban melapor ke SPKT Polda Sumsel, Rabu (4/11/2020).
Selama di perjalanan dari rumah korban, kata Rijen, korban diajak pelaku melewati jalanan sempit sebelum tiba di kos-kosan di kawasan Jalan Angkatan 66 Palembang. Setelah sampai di kos-kosan sekitar pukul 13.30 WIB, korban sempat bertanya kepada pelaku maksud mengajaknya ke tempat tersebut.
"Korban sempat tanya mau ngapain di kos-kosan itu, terus pelaku jawab mau ke sini sebentar. Setelah masuk ke kamar kos-kosan, pelaku langsung menarik korban dan terjadilah pemerkosaan sebanyak satu kali," jelasnya.
Setelah pelaku melampiaskan nafsunya, pelaku kemudian mengajak korban untuk pulang. Namun bukannya diantar pulang, korban justru ditinggal begitu saja di pinggir jalan tidak jauh dari lokasi kos-kosan tersebut.
"Setelah ditinggal di pinggir jalan, korban kemudian menguhubungi temannya melalui ponselnya untuk minta dijemput karena tidak mengetahui lokasi setempat," kata Rijen.
Rijen juga mengatakan, jika pelaku pemerkosaan diduga sudah profesional dalam mencari mangsa lantaran pasca melancarkan aksinya seluruh akses untuk menghubungi pelaku langsung menghilang karena telepon dan media sosial yang digunakan pelaku telah diblokir.
Sementara itu orangtua korban, Amsah mengatakan, jika keluarga baru mengetahui jika anaknya menjadi korban pemerkosaan lantaran korban lebih banyak mengurung diri bertindak tidak seperti biasanya.
"Dio nih idak cak biasonyo, ngurung diri selama dua hari, banyak melamun, makan dak galak, habis mandi idak besisir, pokoknya seperti orang gila. Sempat ditanyoi ado apo, tapi idak galak ngaku karena diem bae," ujar ibu korban.