JAKARTA, GLOBALPLANET - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, tahap awal produksi dilakukan di Kilang Cilacap, Jawa Tengah sebagai uji coba. Selain Kilang Cilacap, selanjutnja Pertamina akan memproduksi B100 di Kilang Plaju dan Dumai. "Uji coba pertengahan tahun depan sudah ada B100 dengan 6 ribu barel per hari. Ini membuktikan CPO kita bisa B100 dan berkualitas bagus," ujarnya di Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Namun untuk mendukung itu, Pertamina meminta adanya regulasi dari pemerintah yang mengatur harga minyak kelapa sawit murah melalui kebijakan domestic market obligation (DMO) seperti harga batu bara untuk PT PLN (Persero).
"Ongkos produksi tergantung harga CPO-nya. Kami meminta DMO untuk CPO. Jadi, CPO khusus Bioenergi. Kalau ini program nasional butuh kepastian harga karena kita butuh investasi. Makanya perlu ada regulasi CPO," katanya dikutip dari Republika.
Pertamina, kata Nicke, siap memproses CPO untuk biodiesel menyusul penolakan produk CPO Indonesia dari Uni Eropa (UE). Nicke menilai realisasi peningkatan CPO dari saat ini 30 persen menjadi 100 persen sebagai pertanda baiknya kualitas sawit Indonesia. “Pertamina juga akan memproduksi B100 di Kilang Plaju dan Dumai. Total investasi produksi B100 mencapai Rp 600 juta di kedua kilang tersebut,” katanya.