PALEMBANG, GLOBALPLANET - Untuk melanjutkan kehidupan yang ada, masyarakat pun perlu berpikir kreatif untuk tetap produktif, salah satunya adalah merintis usaha rumahan atau usaha ultramikro. Tidak sedikit pula yang memilih jalan pintas yang menyebabkan kehidupan makin terpuruk karena terlilit hutang. Implikasi dari musibah yang ada adalah bahwa Indonesia perlu memperluas program perlindungan sosial untuk membantu golongan pra-sejahtera baru di samping golongan pra-sejahtera yang sudah ada.
Di sisi lain, dampak ekonomi COVID-19 dinyatakan pula sebagai suplai negatif yang meliputi dua hal. Pertama, pekerja terinfeksi Covid-19 yang menyebabkan penurunan kapasitas produksi. Kedua, pembatasan aktivitas yang diperlukan sebagai bagian dari penekanan penyakit. Hal ini tentu sangat berdampak langsung dengan sektor ekonomi.
Ibnu Khajar, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyatakan bahwa setiap elemen bangsa harus bahu-membahu dalam menghadapi dan mencari solusi atas dampak ekonomi yang ada.
"Hingga saat ini, belum ada yang bisa memprediksi kapan masa pandemi Covid-19 ini berakhir. Namun, yang bisa dipastikan, angka pengangguran dan kemiskinan akan terus meningkat. Kita ingin memberikan satu nilai tambah baru di lembaga ACT, di mana ada beberapa segmen masyarakat yang akan kita coba optimalkan dalam program pemberdayaan dan penyediaan pangan,” ungkapnya, Senin (22/6/2020).
Ibnu melanjutkan, langkah berikutnya, ACT ingin menjadikan momentum ini sebagai penyelamatan. Bahwa civil society perlu mengambil peran signifikan dalam pengentasan atau pemberdayaan masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Kami melihat suatu fenomena bahwa ketika Covid-19 ini orang menahan beras, orang menahan bahan-bahan kebutuhan rumah tangganya. Sehingga, kita terus menggerakan program Operasi Beras Gratis, Operasi Makan Gratis. Artinya, gerakan kedermawanan ini harus segera tumbuh," tegasnya.
Di saat yang bersamaan seperti saat ini, masyarakat tidak punya modal untuk usaha perbankan mengurangi modal kerja dan pengucuran kreditnya. Pihaknya juga mengucurkan dana sedekah modal kerja untuk masyarakat usaha mikro Indonesia.
"Kolaborasi bersama masyarakat ini diharapkan mampu menopang perekonomian masyarakat dalam program menawarkan solusi ekonomi. Tidak hanya bersifat karikatif atau charity saja, masyarakat pun harus mampu menciptakan industri filantropi dengan berbagai instrumen di dalamnya," tutupnya.