MUBA, GLOBALPLANET. - "Sudah ada 80 UPPB di Muba lebih dari 75 UPPB sudah teregister dan punya STR. Kita lagi merancang sistem pelelangan di UPPB sistem digital yakni 1 penawar 1 user ID. Di karet ini sepanjang perjalanan dari awal pembentukan UPPB sampai saat ini para pelelang sudah mengetahui kualitas karet masing-masing UPPB. Di masa pandemi seperti saat ini lelang karet sangat memungkinkan secara virtual," gagas Ibir.
Meski Ibir tetap mendorong para petani memproduksi getah berupa bokar yang dilelang di UPPB, dirinya berupaya agar petani merubah hasil akhir bokar ke lateks kebun.
"Harga lateks kebun berkali lipat dibanding bokar, proses cepat dan ada pasarnya. Ini yang terus kita sosialisasi kan agar petani mau produksi lateks pekat. Tidak itu saja. Bupati Muba juga sudah memberikan mesin sentrifuge di tahun anggaran 2019 dan APBD Perubahan 2020 yang antara lain di Cipta Praja Sungai Lilin. InshaAllah akhir oktober beroperasi.
Perbandingan harga lateks pekat yang mencapai 16 ribu rupiah per kg sangat tinggi dari harga bokar padat yang saat ini maksimal di angka 9 smpai 10 ribu rupiah/kg.
"Tantangan bagi para tani merubah pola prilaku pengolahan karet. Karena lateks kebun harus dipertahankan tingkat kecairannya oleh petani, kemudian dibawa ke UPPB utk diolah di mesin sentrifuge hingga jadi lateks pekat. Pasarnya menurut Ibir luas. Lateks pekat bukan hanya dijadikan bahan campuran aspal namun juga bisa untuk bahan baku pembuatan sarung tangan, kondom , karet gelang dan lainnya.
Roizin, salah satu Kabid yang membidangi di Disbun Muba menyebutkan karet rakyat diolah oleh pabrik crum rubber menjadi sir 20 dan 70 % digunakan untuk industri ban dan sisanya untuk industri lain seperti sparepart, busa, sandal , sepatu, bantalan dan lain-lain. Sedangkan khusus untuk aspal karet, Muba yang masuk ke dalan Satker Wilayah 1 dialokasikan 5,2 miliar untuk pembelian karet rakyat lewat lelang karet di UPPB yang diikuti Kemen PU PR. Sistem pembelian dengan cara lelang tertutup dan penawaran tertinggi jadi pemenang.
"Namun satu hal yang membanggakan adalah alur kerja lintas sekotral, lintas wilayah dari lokal, regional hingga nasional ditempuh Muba dibawah Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin. Di Muba untuk urusan karet ini melibatkan langsung petani karet, kelompok usaha petani karet, lalu dari dinasnya juga lintas. Ada Perkebunan, PUPR, Bappeda, DLH hingga Dagprin. Sehingga dari hulu ke hilir tergarap. Di tingkat regional kita juga menjalin koordinasi dengan BBPJN Sumsel. Dan di Pusat, Bupati Dodi menjalin kemitraan dengan DKI, ITB, IPB hingga Menteri PU," terang Achmad Toyibir.