JAKARTA, GLOBALPLANET - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan angka pekerja yang cukup besar ini memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan.
Peran industri sawit juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan tentu yang patut disyukuri, di masa pandemi yang dimulai awal tahun 2020, industri sawit tetap membukukan kinerja yang positif dan operasional yang lancar dimana tahun lalu, sumbangan sawit terhadap devisa negara telah mencapai US$ 22 miliar.
Sawit Indonesia juga sudah menguasai pasar global, khususnya di minyak nabati, karena memang Indonesia produsen terbesar dan inilah yang menimbulkan isu persaingan dan kepentingan bisnis dari oknum atau negara lain yang iri terhadap sawit indonesia.
Kampanye anti sawit yang terus bermunculan merupakan salah satu contoh isu persaingan dan perdagangan yang tidak pernah hilang, jika bicara masalah ketenagakerjaan pasti menjadi concern semua pihak termasuk industri sawit. Belakangan ini isu yang menjadi sorotan di industri kelapa sawit adalah pekerja perempuan.
Pada tahun 2016 hingga saat ini, muncul pemberitaan yang mengatakan sektor sawit merupakan sektor yang mengeksploitasi pekerja anak dan perempuan dan mulai diberitakan di media internasional padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Tahun lalu cukup viral di mana kantor berita asing memberitakan bahwa terjadi pelecehan seksual terhadap pekerja perempuan di perkebunan sawit, meskipun kasus tersebut perlu diteliti lagi lebih dalam.
Banyak isu-isu yang menyoroti masalah ketenagakerjaan di sektor sawit, baik itu masalah pekerja anak atau pekerja perempuan, dan menjadi alat untuk kampanye negatif.
“Inilah yang menjadi concern Gapki dan sejak 3 tahun terakhir bekerja sama sama dengan serikat ILO dan CNV International melakukan pendekatan untuk meningkatkan kualitas kerja di sektor perkebunan sawit,” ujar dia dalam acara “ Diskusi Gapki, di Jakarta, Selasa (23/3).
Gapki mengakui adanya kelemahan dan tidak semuanya sempurna dan ke depannya ketenagakerjaan lebih baik untuk mencapai kondisi yang harmonis. Yang menjadi concern utama Gapki adalah keselamatan dan kesejahteraan pekerja dan tidak ada eksploitasi bagi pekerja perempuan.
Gapki juga sudah melakukan penelitian terhadap pekerja perempuan di sektor sawit. Tujuannya untuk memetakan dan memperbaiki praktik pengelolaan tenaga kerja perempuan di sawit.
Maka dari itu, hasil kajian tersebut, Gapki dan CNV International meluncurkan buku sederhana yang berisikan panduan pengelolaan praktik sawit berkelanjutan bagi pekerja perempuan dan tentunya perlindungan, dan buku ini diharapkan menjadi pedoman bagi pelaku usaha untuk memperbaiki tata kelola ketenagakerjaan. Industri sawit indonesia tetap mempunyai komitmen untuk menjalankan regulasi sesuai aspek ketenagakerjaan.