JAKARTA, GLOBALPLANET - "Kita menyaksikan keberhasilan anak bangsa yang diuji terbangkan. Ini momentum yang disaksikan masyarakat Indonesia dan langkah awal biofuel untuk transportasi," kata Airlangga dalam video virtual, Rabu (6/10/2021).
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2015, terdapat kewajiban untuk melakukan pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur dengan persentase sebesar 3% pada tahun 2020, dan pada tahun 2025 akan meningkat menjadi campuran bioavtur 5%.
Kementerian ESDM bersama Komisi Teknis 27-04 Bioenergi telah menyusun SNI Bioavtur Murni/Biojet dan telah terbit pada tahun 2018 dengan nomor 8674:2018.PT Pertamina (Persero) dan ITB melakukan uji coba co-processing kerosene dengan minyak nabati untuk menghasilkan prototype produk bioavtur.
Serangkaian uji karakteristik material bahan bakar telah dilakukan meliputi titik nyala densitas, titik beku, kestabilan termal JFTOT, aromatik, titik kabut, LHV, viskositas dan specific gravity.
Sebagai bagian dari upaya pengembangan bioavtur domestik, dibutuhkan serangkaian uji untuk memastikan kehandalan, keamanan dan keberhasilan bioavtur. Terdapat 2 (dua) uji utama yang perlu dilakukan setelah memastikan kelayakan bahan baku bioavtur (uji fisika dan kimia), yaitu uji statik dan uji terbang.
Uji statik dilaksanakan guna mengetahui informasi performansi mesin dan parameter terbang dari pesawat. Uji statik dilakukan di test cell milik PT GMF AeroAsia dengan menggunakan mesin CFM56-3 yang merupakan mesin yang biasa dipakai pada mesin pesawat Boeing B737 atau B737-400.
Pelaksanaan uji statik dilakukan 2 (dua) kali dengan menggunakan Jet A1 dan campuran bioavtur (J2.0 dan J2.4) pada 23-24 Desember 2020 dan 25 Mei 2021 serta dengan 3 (tiga) cycle yaitu pada pukul 09.15-09.50, 10.40-11.15, dan 13.15-13.50 WIB.
Hasil uji statik menyatakan, bahwa hasil penerapan Jet A1 dan J2.4 pada mesin CFM56-3 menunjukkan performansi yang sangat dekat, dengan perbedaan hanya sekitar 0% – 1.3 %. Hal ini sesuai dengan testimoni operator test cell saat pelaksanaan pengujian yang menyatakan respons saat menggunakan J2.4 memberikan korelasi yang sama dengan saat Jet A1.
Sebagai kesimpulan bahwa berdasarkan karakter uji sifat fisika dan uji statik di test cell, maka J2.4 sudah siap untuk dipakai dalam kegiatan uji terbang sebagai tahap pengujian lanjutan untuk memastikan kehandalan, keamanan dan keberhasilan bioavtur. (Sindonews)